Cara Pertamina Hadapi SPBU Nakal dan Awasi Penyaluran Subsidi BBM
- Pertamina Patra Niaga
Jakarta, VIVA – PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina, menegaskan komitmennya untuk memastikan penyaluran BBM subsidi seperti Biosolar dan Pertalite berjalan sesuai kuota pemerintah.
Sepanjang triwulan pertama 2025, konsumsi BBM subsidi tercatat masih sesuai target, dengan realisasi Pertalite mencapai 6,84 juta KL (21,9% dari kuota tahunan) dan Biosolar 4,19 juta KL (22,9% dari kuota tahunan).
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa efisiensi distribusi tercapai berkat sistem pendataan berbasis QR Code dalam Program Subsidi Tepat.
Petugas mengisi BBM di SPBU Pertamina.
- Dok. Pertamina
“Penyaluran BBM subsidi pada triwulan pertama 2025 masih sesuai kuota pemerintah. Ini menunjukkan distribusi yang terkendali, didukung pencatatan transaksi melalui QR Code,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif Kamis 8 Mei 2025.
Heppy menjelaskan, bahwa untuk mencegah penyimpangan Pertamina Patra Niaga memperketat pengawasan di SPBU.
“Kami berkoordinasi dengan BPH Migas, pemerintah daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta aparat penegak hukum untuk menjaga ketersediaan energi dan mencegah penyalahgunaan distribusi,” tuturnya.
Terkait kasus SPBU nakal, seperti temuan BBM bercampur air akibat kebocoran tangki atau kelalaian, Pertamina mengambil langkah tegas.
“Jika dulu kami memberikan surat peringatan bertahap, kini kami langsung mengambil alih SPBU yang terbukti melakukan pelanggaran. Kasus sengaja mencampur BBM dengan air telah kami serahkan ke aparat hukum,” jelasnya.
Pertamina juga rutin melakukan audit independen melalui lembaga seperti Lemigas. Audit dilakukan secara acak setiap tahun untuk menguji sampel BBM, tidak hanya di SPBU milik Pertamina, tetapi juga SPBU swasta.
“Jika ada oknum petugas SPBU yang terlibat pelanggaran, kami tindak tegas, termasuk menyerahkan ke aparat penegak hukum,” ungkapnya.