Toyota: Punya Mobil Bukan Cuma Soal Harga
- Dok: TAM
Tangerang, VIVA - Fenomena “perang harga” kembali mewarnai pasar otomotif Indonesia. Sejumlah pabrikan ramai-ramai menurunkan harga jual mobil mereka demi merebut perhatian konsumen. Namun, Toyota di Indonesia memilih tidak ikut-ikutan.
Bagi pabrikan asal Jepang ini, banting harga bukan satu-satunya cara untuk menarik pembeli. Mereka justru mengklaim mengedepankan strategi total ownership experience, sebuah konsep yang menekankan kenyamanan dan ketenangan konsumen sejak proses pembelian hingga masa pakai, bahkan saat kendaraan dijual kembali.
“Mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat keseluruhan pengalaman memiliki mobil, bukan cuma harga. Karena itu kami memastikan semua aspek dari pembelian, penggunaan, hingga saat ingin menjual kembali, konsumen merasa aman dan puas,” kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, Jap Ernando Demily belum lama ini.
Strategi ini mencakup enam aspek utama yang dinilai penting oleh pembeli mobil di Indonesia. Pertama, kualitas dan fitur produk itu sendiri. Kedua, harga yang sesuai kemampuan. Ketiga, efisiensi bahan bakar. Keempat, kemudahan perawatan. Kelima, ketersediaan suku cadang. Dan keenam, nilai jual kembali yang tetap kompetitif.
Toyota juga menyediakan berbagai pilihan paket pembiayaan yang fleksibel. Bagi konsumen yang ingin membayar uang muka rendah, tersedia program DP ringan. Sementara mereka yang ingin cicilan lebih terjangkau, bisa memilih bunga angsuran yang kompetitif. Semua disesuaikan dengan kebutuhan dan profil keuangan pembeli.
“Kalau orang beli Toyota, kita ingin mereka tenang. Tiga tahun pertama perawatan dan spare part sudah terjamin, sehingga tidak perlu khawatir soal biaya tambahan. Harapannya, saat ingin menjual kembali, harga mobil tetap bagus,” ujarnya.
Pendekatan ini, menurut Toyota, bukan sekadar strategi bisnis, melainkan cara menjaga hubungan jangka panjang dengan konsumen. Mereka percaya, loyalitas pelanggan akan bertahan jika seluruh siklus kepemilikan mobil—mulai dari pembelian, penggunaan, hingga penggantian unit—memberikan pengalaman positif.
Di saat pesaing terjebak dalam perang harga, Toyota justru membangun ekosistem yang kuat. Kesiapan layanan purna jual, ketersediaan suku cadang, dan program pembiayaan yang menarik menjadi senjata utama mereka. Dengan demikian, konsumen bukan hanya membeli sebuah kendaraan, tetapi juga rasa aman dan kenyamanan yang menyertainya.
“Kompetisi itu normal, tapi setiap merek punya strategi berbeda. Kami percaya memberikan peace of mind kepada pelanggan jauh lebih penting daripada sekadar harga murah,” tuturnya.
