Motor Touring Buatan China Ini Punya Spek Menarik, Tapi Harganya Dinilai Terlalu Mahal
- RideApart
Paris, VIVAÂ -Produsen motor asal Prancis, Mash Motorcycles, meluncurkan produk touring terbarunya, GT 750, untuk pasar Eropa. Mengandalkan mesin buatan pabrikan Tiongkok, model ini menjadi yang paling ambisius dalam lini produk Mash sejauh ini.
Mash dikenal sebagai merek yang menjual motor bergaya retro dengan harga terjangkau, berkat kolaborasi desain Eropa dan produksi di Asia. Namun, GT 750 menunjukkan arah baru: bukan lagi motor harian bergaya klasik, melainkan motor touring besar yang tampil lebih serius.
Seperti dilansir VIVA Otomotif dari Rideapart, Kamis 7 Juli 2025, GT 750 sejatinya adalah versi rebranding dari KR750 buatan Jedi Motor, produsen motor asal Tiongkok. Mash memboyongnya ke pasar Prancis dengan harga 11.999 euro atau sekitar Rp 211 jutaan (kurs Agustus 2025).
Angka ini terbilang tinggi jika dibandingkan kompetitor sekelas seperti Yamaha Tracer 7, Triumph Tiger Sport 660, dan Kawasaki Versys 650 yang sudah lebih dulu populer dan punya jaringan purnajual yang kuat.
Dari segi tampilan, GT 750 terlihat seperti motor turing Eropa. Bodinya besar dengan garis-garis tajam, dilengkapi windshield besar dan boks samping bawaan pabrik. Sekilas desainnya mengingatkan pada BMW R 1250 RT, namun dalam versi yang lebih ramping dan ekonomis.
Soal performa, motor ini dibekali mesin 730 cc dua silinder segaris dengan tenaga 74,8 dk di 8.500 rpm. Belum ada angka resmi soal torsi, namun diperkirakan berada di kisaran 60-65 Nm. Beratnya mencapai 275 kg, cukup berat untuk motor di kelas ini. Namun, tinggi jok yang hanya 78 cm membuatnya tetap ramah bagi pengendara dengan postur rata-rata.
Menariknya, Mash menyematkan spesifikasi teknis yang tergolong lengkap di kelas harga ini. GT 750 sudah dibekali suspensi depan upside-down yang bisa disetel, rem cakram ganda Brembo di depan, ABS dari Bosch, serta ban Michelin Road 6. Rangka alumunium model double-beam memperkuat kesan motor ini dibuat untuk perjalanan jauh.
Meski terlihat menjanjikan di atas kertas, belum ada ulasan langsung terkait kualitas pengendaraan, kenyamanan suspensi, atau efisiensi bahan bakarnya. Selain itu, daya saing GT 750 juga akan diuji lewat aspek keandalan jangka panjang—sesuatu yang masih jadi pertanyaan untuk motor-motor hasil kerja sama dengan pabrikan Tiongkok.
Masuknya GT 750 menjadi sinyal bahwa Mash (dan juga mitra manufakturnya dari Tiongkok) mulai serius bermain di segmen menengah ke atas. Meski tantangannya berat, upaya ini mencerminkan ambisi besar untuk bersaing dengan merek global yang sudah mapan.
Namun, pada akhirnya, konsumen akan menilai bukan hanya dari spesifikasi, melainkan juga dari pengalaman berkendara, layanan purna jual, serta kepercayaan terhadap merek. Dan di sinilah GT 750 harus membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar motor bagus di atas kertas.