Usai Tangkap Ratusan Insinyur Hyundai, Presiden Trump Minta Mereka Bantu Amerika
- AP Photo/Alex Brandon
Washington DC, VIVA – Otoritas imigrasi Amerika Serikat melakukan penggerebekan besar-besaran di pabrik Hyundai dan LG di Georgia pekan lalu. Dalam operasi tersebut, sekitar 475 pekerja diamankan karena dianggap melanggar izin kerja dan izin tinggal. Penangkapan ini langsung memicu sorotan karena sebagian besar dari mereka ternyata adalah tenaga ahli asal Korea Selatan.
Dari jumlah itu, lebih dari 300 orang diidentifikasi sebagai insinyur yang dikirim khusus untuk mendukung pembangunan fasilitas baru. Mereka disebut datang menggunakan visa bisnis jangka pendek atau bebas visa, bukan visa kerja penuh. Kondisi ini menimbulkan masalah hukum karena status tersebut tidak mengizinkan mereka untuk terlibat dalam aktivitas operasional.
Setelah pemeriksaan, para insinyur ditempatkan di pusat detensi imigrasi. Sebagian besar akhirnya dibebaskan setelah otoritas AS memastikan identitas mereka. Namun, keputusan soal nasib mereka masih menunggu pembahasan antara Washington dan Seoul.
Di tengah situasi itu, Presiden Donald Trump muncul dengan pernyataan mengejutkan. Dikutip dari Carscoops, Sabtu 13 September 2025, ia meminta agar para insinyur tidak buru-buru dipulangkan ke negaranya. Trump beralasan, keahlian mereka bisa membantu melatih tenaga kerja lokal Amerika yang sedang dibutuhkan.
Trump bahkan menghentikan sementara proses deportasi untuk memberi waktu berdiskusi dengan pemerintah Korea Selatan. Ia menilai kesempatan ini penting agar Amerika tidak kehilangan potensi transfer pengetahuan. Namun, langkah tersebut langsung menimbulkan ketegangan diplomatik.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, segera bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio untuk membicarakan situasi tersebut. Dalam pertemuan itu, Cho menegaskan bahwa para pekerja hanya bertugas sementara dan harus segera dipulangkan. Pemerintah Seoul bahkan sudah menyiapkan penerbangan carteran untuk membawa mereka pulang.
Pada akhirnya, lebih dari 300 pekerja dibebaskan dari fasilitas penahanan dan dipindahkan dengan bus ke Atlanta. Dari sana, mereka diterbangkan menggunakan pesawat khusus Korean Air. Pihak berwenang AS memastikan proses pemulangan dilakukan secara manusiawi tanpa borgol.
Peristiwa ini menimbulkan kekecewaan besar di Seoul. Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, menilai penggerebekan tersebut dapat merusak citra Amerika sebagai mitra investasi. Ia memperingatkan bahwa perusahaan Korea bisa saja menunda ekspansi mereka di AS.
Lee menjelaskan, kehadiran para insinyur di pabrik Hyundai hanya untuk memasang mesin dan melatih pekerja lokal. Hal itu merupakan prosedur standar dalam pembangunan fasilitas industri. “Tanpa keahlian mereka, pabrik tidak akan bisa beroperasi dengan baik,” tegasnya.
