Imbas Kecelakaan Fatal, China Larang Iklan Mobil Otonom

Ilustrasi Teknik Mengemudi
Sumber :
  • freepik.com/rawpixel.com

Jakarta, VIVA – China telah mengambil langkah besar untuk menertibkan promosi dan penggunaan teknologi bantuan pengemudi (ADAS), yang selama ini sering kali membingungkan konsumen.

Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) kini memperkenalkan peraturan baru yang membatasi penggunaan istilah-istilah seperti "smart driving" dan "autonomous driving" yang sering disalahgunakan oleh produsen mobil untuk menggambarkan sistem yang sebenarnya belum sepenuhnya otonom.

Sebagai gantinya, perusahaan harus menggunakan kode SAE yang jelas untuk menggambarkan tingkat kemampuan teknologi, mulai dari Level 0 (tanpa bantuan pengemudi) hingga Level 5 (otomatis penuh), dilansir VIVA dari laman Carscoops.

Mobil listrik Tesla.

Photo :
  • Paultan

Selain itu, MIIT melarang fitur seperti panggilan jarak jauh yang memungkinkan mobil bergerak tanpa pengemudi, serta pengujian beta publik untuk fitur ADAS yang belum terbukti aman.

Peraturan ini juga mengharuskan sistem pemantauan pengemudi untuk tidak dapat dimatikan dan menuntut mobil untuk melambat atau berhenti jika pengemudi tidak terdeteksi memegang kemudi.

Semua ini terjadi setelah kecelakaan fatal di China yang melibatkan teknologi semi-otonom, mempercepat kebutuhan akan regulasi yang lebih ketat.

Dengan peraturan baru ini, MIIT di China memberlakukan beberapa langkah penting untuk menertibkan teknologi bantuan pengemudi (ADAS) yang selama ini sering menimbulkan kebingungan.

Anindya Bakrie Ungkap Alasan Kadin Kerjasama dengan CCCI

Selain itu, MIIT juga melarang fitur panggilan jarak jauh, seperti Tesla's Smart Summon, yang memungkinkan mobil bergerak tanpa pengemudi di belakang kemudi.

Sistem pemantauan pengemudi juga diatur agar tidak bisa dimatikan, sehingga mobil selalu dapat mendeteksi apakah pengemudi memegang kemudi untuk menjamin keselamatan.

Airlangga Optimis Kerjasama RI-China di Batang Ciptakan 100 Ribu Lapangan Kerja

Pengujian beta publik untuk fitur ADAS baru melalui pembaruan perangkat lunak juga dilarang, dan frekuensi pembaruan perangkat lunak jarak jauh (OTA) pun dibatasi.

Semua perubahan ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang terkait dengan teknologi semi-otonom, serta memberikan kejelasan lebih bagi konsumen mengenai kemampuan mobil yang mereka beli.

Dave Laksono Ingin Kode Etik ASEAN-China Sesuai Hukum Internasional
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan

Usai Kunjungan PM Li Qiang, Perusahaan Baterai Asal China Bakal Tambah Investasi di Indonesia

Kementerian Investasi dan Hilirisasi mengungkapkan, ada perusahaan baterai asal China yang akan menambah investasinya di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Mei 2025