Pabrik AION di Indonesia Bisa Produksi Mobil Listrik Sebanyak Ini
- VIVA/Yunisa Herawati
VIVA – Strategi yang diterapkan Guangzhou Automobile, atau GAC melalui brand AION di pasar Indonesia serupa dengan beberapa merek China lain. Di awal mereka memilih jalur impor untuk memasarkan produknya.
PT AION Indomobil Distribution Indonesia sebagai produsen mendatangkan utuh tiga model yang dipasarkan saat ini, yaitu AION Y Plus, AION V, dan Hyptech HT. Namun harganya bisa terjangkau karena menikmati insentif CBU dari pemerintah.
Aion V
- Arianti Widya
Insentif tersebut diberikan kepada produsen yang berkomitmen mendirikan pabrik di dalam negeri. Adapun keringanan berupa bebas bea masuk, dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) ditanggung pemerintah itu ada syaratnya.
Jumlah unit mobil yang masuk ke Indonesia dilaporkan, dan dibatasi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun. Setelah itu produsen wajib produksi mobil secara lokal dengan kuota yang disesuaikan dari jumlah unit saat masih impor, jika tidak ada penalti.
Indomobil Group berkomitmen dengan kebijakan tersebut, sehingga sebelum batas waktu yang ditentukan mereka sudah membangun pabrik AION di Cikampek, Jawa Barat. Sayangnya tidak ada informasi terkait nilai investasi yang dikucurkan. Lalu berapa kapasitas produksinya?
"Pabrik AION kami mulai dengan kapasitas produksinya 20 ribu unit per tahun," ujar Direktur Indomobil Group Andrew Nasuri di Guangzhou, China, Selasa 22 April 2025.
Menurutnya tidak ada produk lain yang dibuat di pabrik AION, walaupun brand mobil tersebut masih berada di bawah naungan Indomobil Group, terkecuali mobil-mobil yang berada di bawah naungan GAC Group seperti halnya Hyptech.
Untuk saat ini AION New Energy Automobile Co., Ltd baru membangun pabrik keduanya di Thailand, artinya Indonesia menjadi negara kedua di dunia yang memiliki pabrik perakitan mobil listrik asal Guangzhou tersebut.
Di pasar Asia Tenggara mobil listrik itu diklaim memiliki penjualan menjanjikan seperti Malaysia, Singapura, Kamboja, Vietnam, dan Filipina.
Di negara asalnya brand milik pemerintah daerah itu dipercaya oleh beberapa brand Jepang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, seperti halnya Honda, dan Mitsubishi.
Soal ekosistem kendaraan listrik, brand milik pemerintah daerah itu tergolong mandiri. Karena komponen utama yang mereka gunakan dibuat sendiri di Guangzhou, mulai dari baterai, motor listrik atau dinamo penggerak, hingga kontrol listriknya.
Untuk baterainya sendiri mereka bukan hanya menggunakan bahan dasar lithium ferrophosphate namun juga dengan nikel. Pembuatan komponen daya penyimpan listriknya itu berkolaborasi dengan CATL.
Sementara di pasar Indonesia rencana awal mereka sekadar merakit, atau CKD (Completely Knock Down), baterainya masih didatangkan utuh dari negara asalnya. Tapi dengan berdirinya pabrik di Cikampek, AION menunjukkan keseriusannya.
Salah satu produk baru yang mereka akan produksi massal di tahun ini adalah AION UT yang diduga akan meluncur di ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show, atau GIIAS 2025 di BSD, pada 24 Juli sampai 3 Agustus.
Pembuatan mobil hatchback bertenaga listrik itu akan memanfaatkan pabrik Indomobil Group yang baru, sekaligus menjadi tempat perakitan mobil-mobil AION yang berlokasi di Cikampek, Jawa Barat.
"Kita langsung produksi enggak mau CBU, pokoknya seru. Kita akan manfaatkan pabrik AION di Cikampek," ucapnya.
Nasuri menjelaskan, saat ini pabrik yang lokasinya tidak jauh dari Jakarta tersebut sedang melakukan uji coba produksi untuk beberapa produk AION yang sudah dipasarkan, seperti Hyptech HT, AION V, dan AION Y Plus.
