Krisis Penjualan, Tesla Obral Promo Gila-gilaan
- Gizmochina.
Washington D.C, VIVA – Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, kini menggelontorkan berbagai diskon dan insentif besar-besaran demi mendongkrak penjualan yang sedang terjun bebas, khususnya di pasar domestik.
Dalam beberapa hari terakhir, Tesla memperluas program diskon yang sebelumnya hanya untuk militer AS.
Kini, potongan harga itu juga bisa dinikmati oleh mahasiswa, guru, tenaga medis, pensiunan, veteran, anggota aktif militer, hingga pasangan, dilansir VIVA dari laman electrek.
Adapun potongan harga tersebut berlaku untuk semua lini mobil baru Tesla.
Logo mobil listrik Tesla
- Dok: Tesla
Kemudian, Tesla juga menggandeng driver Lyft (layanan ride-hailing mirip Gojek/Grab di AS) dengan tawaran menggoda.
Driver aktif yang membeli mobil baru Tesla akan mendapatkan Tesla Credits senilai USD 1.000 (setara Rp16 juta) saat mobil dikirim.
Jika para driver menyelesaikan 100 trip sebelum 13 Juli 2025, maka akan dapat tambahan insentif USD 1.000 (Rp16 juta) dari Lyft.
Tesla Credits ini bisa dipakai untuk bayar Supercharging, servis mobil Tesla, beli mobil baru, atau belanja di Tesla Shop.
Tesla juga mulai menyentuh para pemesan awal Cybertruck. Mereka diberi tenggat waktu hingga 15 Juni 2025 untuk mendapatkan harga spesial paket Full Self-Driving (FSD) Supervised sebesar USD 7.000 (Rp112 juta). Lewat dari itu, harganya naik menjadi USD 8.000 (Rp128 juta).
Langkah ini dianggap sebagai strategi Tesla untuk mendongkrak minat pada Cybertruck, yang saat ini dinilai gagal secara komersial. Banyak unit menumpuk di gudang karena minimnya minat beli.
Tak hanya potongan harga, Tesla juga memberikan subsidi bunga kredit. Model 3 kini ditawarkan dengan bunga 0 persen, sedangkan Model Y hanya 1,99 persen, sebagai upaya menarik konsumen yang enggan membeli tunai.
Semua promo ini muncul setelah laporan bahwa penjualan global Tesla meleset hingga 50.000 unit dari target.
Tesla sempat menyalahkan transisi produksi Model Y, tapi kini produksi sudah normal. Masalahnya, stok Model Y versi terbaru malah menumpuk karena tak laku dijual.
Kondisi ini semakin diperparah setelah muncul surat terbuka dari karyawan Tesla yang meminta Elon Musk mundur dari posisi CEO, karena dianggap merusak citra merek.