Penjualan G-Class Listrik Jeblok, Mercedes-Benz Siap Bawa Mesin Bensin Kembali?

Mercedes-Benz G-Class listrik
Sumber :
  • Autoindustriya

Jakarta, VIVA – Kabar kurang baik datang dari produsen mobil mewah asal Jerman, Mercedes-Benz. Adapun, penjualan dari G-Class versi listriknya yang dikenal sebagai G580 tercatat jeblok di pasar global.

Mobil Atap Terbuka Mercedes Ini Bisa Lari 0–100 km dalam 4 Detik

Dilansir VIVA dari laman InsideEVs, Mercedes-Benz dikabarkan tengah kelabakan mencari jalan keluar dari kondisi ini.

Kemudian, media Jerman Handelsblatt melaporkan bahwa berdasarkan sumber internal perusahaan, G580 “menumpuk seperti timah” di dealer dan bahkan disebut sebagai “gagal total.”

Konflik Iran vs Israel Apakah Berdampak Pada Impor Mobil Mewah ke Indonesia

Sumber lainnya menyebutkan bahwa G580 hanyalah model niche dengan jumlah produksi yang sangat terbatas.

Hingga April 2025, hanya 1.450 unit yang berhasil terjual, jumlah ini sangat jauh dibandingkan versi mesin bensin yang mencapai 9.700 unit dalam periode yang sama.

Mobil Mercedes-AMG Edisi Veteran F1 Sonny Hayes Hadir, Cuma 52 Unit di Dunia

Mercedes-Benz G-Class listrik

Photo :
  • Autoindustriya

Secara resmi, Mercedes-Benz memang tidak mengakui bahwa mobil listrik G580 adalah sebuah kegagalan.

Sebaliknya, pabrikan menyoroti penjualan keseluruhan G-Class yang justru mencetak rekor tertinggi pada kuartal keempat 2024, dan meningkat 18 persen sepanjang awal 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Memang, sejak awal tidak ada ekspektasi bahwa G580 akan mampu mengalahkan popularitas varian bermesin V8 seperti G63.

Kemudian, harga dasar G580 yang cukup tinggi juga menjadi tantangan tersendiri.

Di Eropa, G580 dibanderol mulai €147.000 atau sekitar Rp2,7 miliar, sementara di Amerika Serikat harganya mencapai $162.250 setara Rp2,6 miliar, menjadikannya sebagai model yang sangat eksklusif.

Meskipun angka penjualannya tampak kecil, sejumlah pengamat menilai bahwa 1.450 unit masih tergolong wajar untuk mobil niche seperti ini.

Saat diuji coba, G580 mendapat pujian karena kemampuan off-road-nya yang luar biasa, berkat penggunaan empat motor listrik (quad-motor) yang membuatnya menjadi salah satu G-Class paling tangguh di medan berat.

Kendati demikian, ada kekurangan yang cukup disorot, daya jelajahnya hanya sekitar 385 km menurut standar EPA, lebih rendah dibandingkan G63 bermesin bensin yang bisa menempuh jarak lebih jauh dalam sekali pengisian bahan bakar.

Meski begitu, perlu dicatat bahwa mayoritas pemilik G-Class tidak membeli mobil ini untuk perjalanan jarak jauh. Mereka lebih mengutamakan tampilan dan pengalaman berkendara yang ikonik.

Masalah utama tampaknya terletak pada sebagian besar calon pembeli tetap ingin merasakan sensasi khas mesin V8.

Mercedes menyadari hal ini, dan oleh karena itu menyematkan sistem suara buatan yang dinamai G-Roar di G580.

Teknologi ini meniru raungan mesin V8 dan terbukti meningkatkan pengalaman berkendara, membuat G580 terasa lebih mirip dengan G63.

Kemudian, laporan dari Handelsblatt juga mengungkap bahwa buruknya penjualan G580 mendorong Mercedes untuk mempertimbangkan opsi mesin bensin bagi model G-Class versi kecil yang akan datang, yang sejauh ini direncanakan hadir hanya dalam versi listrik.

Mercedes memang secara konsisten menegaskan bahwa mereka fleksibel dalam hal strategi powertrain dan siap menghadirkan model listrik penuh, hybrid, maupun bermesin pembakaran internal (ICE) tergantung kebutuhan pasar.

Seorang insinyur Mercedes mengatakan bahwa saat ini perusahaan sedang mengkaji opsi versi bensin untuk baby G-Class, dan menyebut bahwa biaya pengembangannya masih dianggap “terjangkau.”

Model G-Class versi kecil ini dijadwalkan meluncur dalam dua tahun ke depan. Dengan begitu, akan menarik untuk melihat apakah Mercedes benar-benar akan mengubah rencana elektrifikasi mereka pada segmen ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya