Modal BYD Seagull Untuk Menjegal Wuling Air EV di Indonesia
- VIVA.co.id/Muhammad Indra Nugraha
VIVA – PT BYD Motor Indonesia sedang mempersiapkan BYD Seagull untuk segera dipasarkan. Mobil listrik terlaris mereka di China itu akan berhadapan dengan Wuling Air EV atau Vinfast VF3 yang sudah lebih dulu hadir di pasar Tanah Air.
Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan sempat mengatakan, bahwa saat ini perusahaan sedang mempersiapkan sertifikasi uji layak logistik, dan keperluan lainnya.
"Kita juga banyak belajar dari sebelumnya, bagaimana proses delivery ke konsumen, karena penjualan BYD selama ini selalu di atas target kita," ujar Luther.
Mobil listrik bergaya crossover dengan ukuran kecil itu juga sudah didaftarkan melalui Pangkalan Data Kekayaan Intelektual dengan nomor registrasi IDM001239589 yang dilindungi sampai 22 Desember 2033.
BYD Dolphin Mini atau Seagull sudah mendapatkan penyegaran di China sejak Maret 2024. Tampilan mobil crossover imut itu lebih futuristis dari sebelumnya, dengan fitur lebih canggih.
Sebelum resmi diluncurkan, BYD diam-diam telah mendaftarkan NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) produk barunya tersebut melalui Samsat Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta.
Tercatat ada dua tipe produk baru yang mereka daftarkan, namun denan kode yang serupa. Pertama EQ-ETD-1 (4X2) AT dengan NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) Rp233 juta, dan EQ-STD-1 (4x2) AT senilai Rp218 juta.
Di negara asalnya Seagull atau Dolphin Mini dibanderol 69.800 yuan atau setara Rp150 jutaan. Soal dimensi, panjang mobil perkotaan itu hanya 3.780 mili meter, lebar 1.715 mm, dan tinggi 1.540 mm dengan jarak poros roda 2.500 mm.
Sementara Air EV lebih kompak, panjangnya hanya 2.974 mm, lebar 1.505 mm, tinggi 1.631 mm dengan jarak poros roda depan ke belakang 2.010 mm. Secara konfigurasi tempat duduk sama-sama bisa menampung 4-penumpang.
Wuling Air ev dan Cloud EV
- Arianti Widya
Untuk jantung pacunya Seagull mengandalkan satu motor listrik untuk menggerakkan roda depannya dengan tenaga 55 kW, atau setara 73,7 dk, dan torsi 135 Nm. Secara tenaga setara seperti mobil LCGC tiga silinder 1.000cc, namun torsinya lebih besar.
Mengajaknya berlari dari kondisi diam sampai 50 km per jam hanya butuh waktu 4,9 detik. Seagull mengandalkan blade baterai lithium ferrophosphate (LFP) berdaya 30,08 kWh dengan jarak tempuh 305 km berdasarkan pengujian CLTC.
Artinya jarak tempuh mobil listrik termurah BYD itu setara dengan Wuling Air EV tipe Long Range atau Pro walaupun kapasitas baterainya lebih kecil, yaitu 26,7 kWh, dan untuk tenaga maksimalnya 30 kW dan torsi 110 Nm lebih kecil dari tenaga Seagull.
Sedangkan tipe Lite kapasitas baterainya hanya 17,3 kWh yang diklaim bisa berjalan 200 km dengan tenaga maksimal yang dihasilkan dari dinamonya sama dengan tipe Long Range.
