Ratusan Merek EV China di Ujung Tanduk, Hanya Segelintir yang Bertahan

Ilustrasi Shanghai Auto Show
Sumber :
  • Carscoops

Beijing, VIVA – Pasar mobil listrik di China yang dulu semarak dengan ratusan pemain, kini menghadapi guncangan besar.

Dari 129 perusahaan kendaraan energi baru (NEV/new energy vehicle) yang masih aktif pada 2024, hanya segelintir yang diperkirakan akan mampu bertahan hingga akhir dekade ini.

Konsultan global AlixPartners memprediksi bahwa hanya sekitar 15 merek mobil listrik yang akan tetap eksis secara finansial di pasar otomotif China hingga tahun 2030, dilansir VIVA dari laman Carscoops.

Sementara, ratusan perusahaan lainnya diprediksi akan gulung tikar atau terpaksa melakukan merger untuk bertahan.

“Pasar kendaraan energi baru di China adalah yang paling kompetitif di dunia,” kata Stephen Dyer, Kepala Praktik Otomotif AlixPartners untuk kawasan Asia.

“Inovasi yang terjadi sangat cepat, tapi pada saat yang sama menciptakan tekanan biaya yang luar biasa besar," tambah Dyer.

Logo mobil listrik BYD

Photo :
  • Reuters

Dari puluhan pemain yang tersisa, hanya tiga merek yang tercatat telah mencetak keuntungan, yakni BYD, Li Auto, dan Seres Group (yang membawahi merek Seres, Aito, dan Landian).

SUV Listrik Geely EX5 Diperbarui, Jarak Tempuh Naik Jadi 610 Km

Sedangkan pemain lain seperti Xpeng, Zeekr, dan Leapmotor mulai menunjukkan sinyal positif, namun belum benar-benar keluar dari zona merah.

Adapun pada 2018 lalu, tercatat lebih dari 500 perusahaan China berlomba mengembangkan kendaraan listrik dan plug-in hybrid.

Dikabarkan Bangkrut, Begini Nasib Mobil Listrik Neta

Namun, seiring berjalannya waktu dan ketatnya persaingan, sebagian besar gagal bersaing atau kehabisan modal.

Kini, dengan hanya tersisa 129 merek, tren konsolidasi pun tak bisa dihindari.

Tantang BYD Dolphin, MG4 EV Pakai Baterai Super Canggih

Beberapa pemerintah daerah di China disebut masih memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan yang sebetulnya sudah tidak layak secara bisnis, demi melindungi lapangan pekerjaan.

Namun para analis meyakini, dalam lima tahun ke depan, hanya brand yang memiliki skala produksi besar, efisiensi tinggi, dan inovasi teknologi yang berkelanjutan yang akan sanggup bersaing dan bertahan.

Beberapa waktu lalu, pasar mobil listrik China diramaikan dengan fenomena perang harga yang semakin tajam, terutama sejak awal 2023, membuat banyak pemain baru kesulitan memperoleh margin keuntungan.

Bahkan merek besar sekalipun harus memangkas harga dan memutar otak untuk tetap relevan.

Di satu sisi, persaingan ketat ini memicu lahirnya inovasi teknologi yang luar biasa, termasuk efisiensi baterai, software canggih, hingga fitur berkendara otonom.

Namun di sisi lain, tekanan harga membuat banyak perusahaan terjebak dalam kerugian berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya