Maka Motors Upayakan Bikin Motor Listrik Rp20 Jutaan
- Arianti Widya
Bogor, VIVA – Sebagai pendatang baru di pasar otomotif Indonesia, Maka Motors menghadirkan motor listrik, Cavalry, dengan harga Rp35,8 juta.
Skuter listrik buatan Indonesia ini menawarkan performa impresif dan sangat mumpuni, lantaran ditenagai oleh motor listrik berdaya puncak 12 daya kuda dan torsi 252 Nm.
Dengan tenaga sebesar itu, Cavalry mampu mencapai kecepatan maksimal 105 km/jam dan berakselerasi dari 0-60 km/jam dalam 4,8 detik.
Tak hanya bertenaga, motor listrik ini juga memiliki daya tahan yang baik. Baterai berkapasitas 4 kWh memungkinkan jarak tempuh hingga 160 km dalam sekali pengisian penuh.
Maka Cavalry di IIMS 2025
- Arianti Widya
Kemudian, pengisian daya dapat dilakukan di rumah dengan daya minimal 900 watt. Baterai ini juga telah tersertifikasi IP67, menjadikannya tahan air hingga kedalaman 60 cm, memberikan keamanan ekstra bagi penggunanya.
Adapun dalam mengembangkan kendaraan listrik yang andal bagi masyarakat, Maka Motors menyadari bahwa faktor jarak tempuh menjadi salah satu aspek terpenting.
"Kalau mau moda berkendara yang reliable buat masyarakat, di motor listrik itu pasti jarak tempuh," ujar Arief Fadillah, Co-Founder & CTO Maka Motors dikutip VIVA di Bogor, Jawa Barat.
Arief memahami dalam membuat motor listrik yang memumpuni pun memiliki tantangan terbesar, terutama dalam menekan harga.
Menurutnya, saat ini teknologi baterai, masih menjadi komponen dengan biaya produksi tertinggi.
Kendati demikian, Maka Motors pun terus melakukan riset dan diskusi untuk menentukan arah pengembangan selanjutnya.
"Kami pastinya di sini sudah mengeluarkan banyak investasi di Research & Development (R&D). Bukan hanya manpower, tapi di lab testing kami banyak alat-alat yang lumayan dari luar-luar di Indonesia," jelasnya.
Dengan berbagai investasi ini, perusahaan berencana menghadirkan model baru di masa depan. Namun, menekan harga motor listrik hingga di bawah Rp20 juta masih menjadi tantangan besar.
"Memang kalau untuk (motor listrik) harga Rp20 juta itu entry-level-nya motor bensin, yang mana beli nggak pakai bahan bakar. Kalau ini kan beli udah ada bahan bakarnya, yaitu baterai. Jadi kalau ngejar ke Rp20 juta, sebetulnya terlalu berat," kata Arief.
Meski ada skema seperti berlangganan baterai atau pembayaran fleksibel, Maka Motors merasa opsi-opsi tersebut kurang diminati oleh pasar.
Arief pun menyampaikan keinginannya untuk percepatan hilirisasi industri di Indonesia.
"Satu-satunya harapan kami adalah hilirisasi di Indonesia juga cepat, jadi kita beneran bisa memanfaatkan nikel atau bahan dasar raw material yang Indonesia punya sendiri," tuturnya.
Ia pun menambahkan, bahwa dengan adanya perkembangan pada industri baterai di dalam negeri, diharapkan harga motor listrik nantinya bisa terus turun dan semakin terjangkau bagi masyarakat.