Kata Honda Soal Larangan Mudik Pakai Motor: Kami Punya Alternatif Lebih Aman
- VIVA | Zainal Azhari (tvOne)
Jakarta, VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan mudik jarak jauh dengan sepeda motor demi keselamatan.
Imbauan ini dikeluarkan mengingat tingginya risiko kecelakaan serta kepadatan lalu lintas yang meningkat saat musim mudik Lebaran.
Mengungkapkan dukungan terhadap kebijakan tersebut, PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai produsen roda dua pun menghadirkan solusi alternatif bagi pemudik yang biasa menggunakan sepeda motor.
Pemudik motor mulai padati jalur Pantura Cirebon.
- tvOne-Erfan Septyawan
"Kalau itu (larangan mudik pakai motor) kami pasti dukung, makanya kalau di Honda kami menyediakan sistem mudiknya itu agak berbeda," ujar Octavianus Dwi Putro, Marketing Director PT AHM dikutip VIVA di Jakarta.
Untuk diketahui, PT AHM menghadirkan program Mudik dan Balik Bareng Honda (MBBH) 2025 bagi pelanggan sepeda motor Honda.
Pendaftaran MBBH 2025 telah dibuka mulai 15 Februari hingga 24 Maret 2025 dengan biaya sebesar Rp150 ribu.
AHM pun mempersiapkan 28 truk untuk mengangkut 1.100 sepeda motor pemudik yang akan diberangkatkan pada 26 Maret 2025 dari pelataran parkir Bhanda Ghara Reksa (BGR), Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kemudian, 56 bus akan mengantarkan 2.200 pemudik ke Yogyakarta dan Semarang, dengan keberangkatan dari PT AHM, Sunter, Jakarta Utara, pada 28 Maret 2025.
"Jadi, tanggal 26 Maret 2025, motornya diantar dulu ke Jawa Tengah dan Jogja menggunakan truk, nanti orangnya pada tanggal 28 Maret naik bus. Setibanya di tujuan, mereka bisa mengambil motor mereka di titik yang telah ditentukan," kata Octavianus.
Sedangkan untuk arus balik, PT AHM menyediakan 20 bus yang akan membawa 800 pemudik kembali ke Jakarta pada 6 April 2025, disertai dengan 10 truk yang mengangkut 400 sepeda motor.
"Banyak posko yang kami sediakan, termasuk bengkel-bengkel siaga. Just in case, mereka membutuhkan, kami akan support. Jadi sistem mudiknya itu yang kami kemas, jadi orang tidak naik motor tetapi motornya diangkut pakai truk, kemudian orangnya pakai bus," jelas Octa.
Lebih lanjut, ia mengakui bahwa perjalanan mudik dengan motor tetap sulit dihindari, terutama untuk perjalanan antarkota yang berdekatan, seperti dari Jakarta ke Jawa Barat atau Jawa Tengah.
"Kadangkala, namanya customer kita ataupun orang Indonesia kan budayanya begitu (mudik menggunakan sepeda motor). Nah, kami pasti support dengan keselamatan berkendara. Kami ada himbauannya," tutup Octavianus.