Sandiaga Adopsi OK OCE Jadi Program Satu Kiai Satu Pusat Usaha

Calon wakil presiden Sandiaga Uno berdialog dengan kiai kampung dan guru mengaji di Malang, Jawa Timur, Kamis, 6 Desember 2018.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Calon wakil presiden Sandiaga Salahudin Uno mengonsolidasikan para relawannya dengan mendengarkan curahan hati para kiai kampung, guru mengaji, guru pesantren hingga takmir masjid, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, 6 Desember 2018.

Peringati Usia 100 Tahun, PMDG Putri Kampus 1 Gelar Pembukaan Intelligence Olympiad Pesantren Putri Se-Indonesia

Setelah mendengarkan curahan hati para guru itu, Sandiaga menangkap beberapa persoalan, di antaranya kesejahteraan para pengajar pesantren, guru mengaji di kampung, hingga beberapa kesulitan ekonomi lainnya. Guru mengaji di kampung, misal, mendapat bayaran hanya Rp8.000 per hari.

Menurutnya, dengan tuntutan biaya hidup yang makin mahal, honor guru mengaji sebesar Rp8.000 per hari dianggap tak layak. Butuh sebuah gagasan di bidang ekonomi agar guru mengaji merdeka dari persoalan kesejahteraan. Salah satunya penciptaan kegiatan ekonomi.

Darul Amanah FC Bertanding di Laga Youth Tournament, Kiai Fatwa: Ini Syiar Pesantren di Bidang Olahraga Sepakbola

"Jadi sangat jauh dari layak. Ini yang akan kita dorong. Kegiatan-kegiatan penciptaan ekonomi di kampung seperti 'One kampung, one centre of entrepreneurship; satu kampung ada satu pusat wirausaha," ujar Sandiaga.

Program itu mengadopsi sistem OK OCE di Jakarta yang mendorong setiap kecamatan memiliki satu unit usaha. Program terbaru dari Sandiaga Uno ada satu kampung satu tempat usaha. Bahkan ia menyiapkan terobosan baru satu kiai satu unit usaha. Program itu ia janjikan berjalan jika terpilih.

Strategi Pengembangan Pesantren sebagai Penggerak Peradaban Dunia Islam

"Satu kiai juga ada pusat wirausahanya; one kiai, one centre of enterpreneurship. Jadi kita dorong bagaimana kegiatan keagamaan bisa dibalut dalam satu konsep kewirausahaan," ujarnya.

Menurutnya, para kiai bisa menjalankan kegiatan keagamaan sekaligus kegiatan perekonomian. Ia juga menyiapkan jenis permodalan syariah melalui bank hingga Balai Usaha Mandiri Terpadu di setiap kampung.

"Dalam satu konsep pelatihan pendampingan, kemudahan perizinan dan juga kita ingin mereka mendapat akses permodalan, seperti melalui bank-bank syariah maupun juga BMT yang bisa kita hadirkan di setiap kampung," katanya.

Ketua Majelis Masyayikh, KH Abdul Ghaffar Rozin

Dokumen SPMI-SPME Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal Diuji Publik

Majelis Masyayikh kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong peningkatan mutu pendidikan pesantren.

img_title
VIVA.co.id
13 Juli 2025