Dana Kampanye Caleg, Mengapa Harus Dilaporkan?
Sabtu, 30 November 2013 - 05:51 WIB
Sumber :
- Antara/ Andika Wahyu
Meskipun demikian, Anas bisa menangkap pesan atau tujuan baik KPU yaitu memaksa para caleg lebih transparan. "Spiritnya baik, tapi KPU harus memberikan jawaban jika ada yang bertanya, kalau diaudit kemudian ada data-data yang tidak benar, sanksinya apa?" kata dia.
Kalkulator Dana Kampanye Caleg
Baca Juga :
Cerita Kocak King Aloy Marah Dipaksa Keluarga Pindah Agama Islam: Saya Lagi Jadi Ketua Gereja
Berapa sebenarnya dana yang dibutuhkan seorang caleg untuk meraup suara demi memuluskan langkahnya ke kursi parlemen. Dari pengalaman sejumlah legislator periode 2009-2014, jumlah dana yang dibutuhkan bervariasi. Tetapi minimal mereka harus menyedikan uang kampanye Rp1 miliar. Ini tentu bukan jumlah yang sedikit.
Politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya, misalnya, sudah mempersiapkan dana Rp1-1,5 miliar untuk Pemilu 2014. Dana itu, naik dari Pemilu 2009 yang hanya menghabiskan sekitar Rp800 juta.
Kenaikan jumlah biaya itu, karena partainya memindahkan dia dari daerah pemilihan di Sumatera Selatan ke DKI Jakarta III untuk Pemilu Legislatif 2014. Biaya Rp1-1,5 miliar itu sudah, kata dia, sebetulnya, sudah ditekan. Ini karena dia sudah berkampanye dan bersosialisasi dengan masyarakat di dapilnya sejak setahun yang lalu. Apalagi, sebelumnya Tantowi juga pernah digadang menjadi calon gubernur DKI Jakarta meskipun Golkar akhirnya memilih Alex Noordin untuk diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2012.
Politisi Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menghabiskan dana sebesar Rp1,5 miliar untuk kampanye pada Pemilu 2009. Kini, dia harus mempersiapkan jumlah dana yang sama untuk kampanye pada Pemilu Legislatif 2014.
Dari pengalaman Pemilu 2009, dana sebesar Rp1,5 miliar itu sebagian besar dihabiskan untuk membuat atribut-atribut kampanye, misalnya kaos, jaket, topi, atau akesoris lain seperti gantungan kunci.
Paling tidak, dia harus membuat kaos sebanyak 10 ribu lembar untuk dibagikan di daerah pemilihannya, Sumatera Utara. Pembuatan satu kaos dihargai Rp25 ribu. Biaya terbesar yang menyedot dana kampanyenya sebetulnya pembuatan baliho. Dalam kampanye di 2009, dia membuat ratusan baliho yang biayanya Rp500 ribu per baliho. Belum lagi biaya kunjungan ke desa-desa. Saat pemilu 2009, Martin setidaknya harus menghadiri 100 pertemuan. Tiap pertemuan ia mengumpulkan 300 orang simpatisan yang diberinya ongkos bensin Rp20 ribu per orang.
Halaman Selanjutnya