Menanti Dampak KAA 2015 bagi Dunia
- ANTARA/Hafidz Mubarak
Kedekatan Tiongkok
Selain menghasilkan tiga dokumen, KAA juga menjadi pentas bagi Presiden Joko Widodo menunjukkan kedekatan hubungan Indonesia dengan Tiongkok. Sinyalemen kedekatan terasa ketika awal pertemuan tingkat kepala negara Asia Afrika yang dimulai pada Rabu lalu.
Saat sesi foto dan posisi duduk Presiden Xi Jinping selalu berada di samping Jokowi. Kemesraan itu kian terasa ketika acara jamuan makan malam di Istana Merdeka.
Warna kemeja batik yang dikenakan Xi dan Jokowi sama-sama biru, walaupun berbeda motif. Kemesraan terus berlanjut, saat di hari puncak peringatan 60 tahun KAA, Xi diberi kehormatan napak tilas di samping Jokowi. Bahkan, di saat penandatanganan Pesan Bandung, Indonesia menunjuk Tiongkok sebagai perwakilan negara dari Asia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah KTT Asia Afrika menjadi ajang pamer kedekatan. Dia menjelaskan kesamaan warna kemeja batik hanya kebetulan semata.
"Oh tidak. Baju itu kan dipilih masing-masing. Mereka memilih secara bersamaan dan diberikan warnanya itu," kata JK.
Dia pun menjelaskan, Indonesia siap bekerja sama dengan siapa pun untuk merealisasikan visi poros maritim. Termasuk, jika harus bersinergi dengan ambisi Jalur Sutera Maritim Tiongkok.
"Ya, dengan siapa saja, karena apabila bersamaan, Tiongkok ingin meningkatkan 'jalur sutera' dengan misalnya Jepang, yang juga merupakan negara kepulauan, sebenarnya sama saja," tuturnya.
Di mata Reza, kedekatan yang coba disampaikan oleh Jokowi belum tentu akan mencerminkan kebijakan luar negeri Indonesia ke depan. Bisa jadi, mantan wali kota Solo itu memainkan politik wayang orang Jawa, sehingga bisa menaikkan posisi tawar Indonesia di dunia internasional.
"Pak Jokowi memiliki latar budaya Jawa dan orang Jawa kerap bermain wayang. Apa yang terjadi di depan panggung, belum tentu mencerminkan kejadian di balik layar," ujar Reza.
Artinya, bisa saja Jokowi menciptakan impresi dengan Tiongkok, sambil menanti negara lain juga melakukan pendekatan ke Indonesia.
"Bisa saja Tiongkok mengatakan kepada Indonesia: 'Anda ingin mengerjakan proyek ini, butuh dana berapa?' Sementara itu, tidak mungkin keseluruhan proyek dikerjakan oleh Tiongkok, pasti dibagi juga ke negara lain," kata dia.
Lagipula, Reza menambahkan, jika Indonesia benar-benar memilih untuk mendekatkan diri ke Tiongkok, berpotensi menciptakan rasa tersinggung yang cukup besar ke beberapa negara antara lain Jepang, India, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Australia. (art)
