ISIS Tak Henti Hantui Polisi

Pelaku penyerangan polisi di Pos Polisi Yuppentek, Tangerang Kota, Kamis, 20 Oktober 2016.
Sumber :
  • istimewa

"Kita (polisi) sedang mengejar jaringan pelaku, yaitu jaringan ISIS," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, yang saat itu masih menjabat Kapolda Metro Jaya, usai terjadi peledakan bom Sarinah di Istana Negara, Jakarta.

Penembakan Pos Polisi, Polda Aceh: Tidak Ada Korban Jiwa

Saat itu, Tito mengatakan, ISIS meluaskan jaringan mereka ke seluruh dunia, termasuk ke kawasan Asia Tenggara. Perluasan jaringan itu adalah perintah pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi.

Menurutnya, ISIS pada masa awal kemunculannya, memang hanya beroperasi di Irak dan Suriah. Mereka belakangan mengubah strategi, dengan meluaskan jaringan dan mendirikan cabang-cabang di seluruh dunia: di Eropa, Afrika, Asia, termasuk Asia Tenggara.

Dua Pos Polisi di Sulawesi Selatan Diteror Bom Molotov

"Khusus di Asia Tenggara, Bahrun Naim, dia menjadi leader (pemimpin) ISIS di Asia Tenggara. Di Filipina, sudah dideklarasikan," katanya.

Sementara itu, dalam aksi penyerangan terhadap petugas Kepolisian di Tangerang, pelaku juga mengungkapkan bahwa dirinya melakukan tindakan brutal itu atas imbauan dari  Abu Bakr al-Baghdadi.

Geger, Pengemudi Tabrakan Mobil ke Gerbang Masjidil Haram Mekkah

"Suruhan khalifah, Abu Bakr Al Bagdadi. Khilafah di Irak," kata Sultan, sebelum meninggal dunia. (Lihat video pengakuan klik ini, link )

Namun, pengakuan Sultan itu, dimentahkan mantan aktivis kelompok radikal asal Lamongan, Jawa Timur, Ali Fauzi Manzi. Menurut mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah (JI), wakalah Jawa Timur itu, siapapun berhak mengklaim dirinya sebagai bagian dari jaringan ISIS.

Tetapi, Fauzi meragukan bahwa Sultan bagian dari jaringan ISIS, meski dari tangannya diamankan benda mirip bom pipa dan lambang ISIS. Menurutnya, pola serangan yang dilakukan Sultan, jauh dari pola biasanya ISIS, meskipun dilakukan oleh anggota hasil rekrutmen awal sekali pun.

Fauzi juga meragukan Sultan adalah anggota Daulah Islamiyah. Dia berharap, polisi menganalisis itu secara mendalam. "Orang yang kenal kelompok seperti ini, tidak akan sebodoh itu," kata Fauzi.

Kendati begitu, Fauzi menganalisa, ISIS dan jaringannya masih hidup dan berkembang di Indonesia. "Kalau ISIS habis di Indonesia, tidak. Tetapi, kalau melemah, mungkin iya," ujarnya.

Menurutnya, jaringan ISIS di Indonesia masih ada. Contohnya, ialah Daulah Islamiyah, atau Negara Islam, yang anggotanya tersebar di beberapa negara, termasuk Indonesia. "Semua orang bisa mengklaim ISIS. Tetapi, apakah dia kenal dengan orang-orang ISIS Indonesia di Siria dan Irak," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya