Dari Boolao hingga Desainer Prancis Pukau JF3 2025 dengan Karya Futuristik
- Viva/Trisya Frida
VIVA – Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2025 kembali memukau penikmat mode dengan tema “Recrafted: A New Vision” yang menggabungkan tradisi, inovasi, dan keberlanjutan. Empat show utama di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading pada Minggu, 27 Juli 2025, menghadirkan deretan karya desainer berbakat lokal hingga internasional. Dari harmoni alam hingga semangat revolusioner, para kreator menampilkan visi baru tentang masa depan fashion Indonesia.
Synchronature: Boolao, Irmasari Joedawinata, hingga Novi Susanti Padu Harmoni Alam dan Teknologi
Show pertama bertajuk Synchronature mempertemukan karya-karya inspiratif dari para desainer Indonesia Fashion Chamber (IFC). Koleksi yang ditampilkan memadukan keindahan alam dengan sentuhan teknologi modern, menghadirkan narasi keberlanjutan dalam bentuk busana.
- Boolao x Dots Indonesia menampilkan busana dengan tekstur organik yang berpadu dengan detail futuristik.
- Hape x Wiralacabae membawa sentuhan streetwear ramah lingkungan berbahan daur ulang, tetap stylish dan fungsional.
- The Theme x Irma Joeda memperlihatkan eksplorasi motif flora dan fauna dalam konstruksi busana artistik.
Nama-nama seperti Irmasari Joedawinata, Novi Susanti, dan Yuliana Wu turut meramaikan parade ini dengan karya yang membuktikan bahwa mode Indonesia bisa mengangkat pesan keberlanjutan tanpa meninggalkan estetika. Synchronature seolah menjadi jembatan antara tradisi, alam, dan inovasi teknologi yang modern.
Echoes of the Future: Kolaborasi Dya Sejiwa, Lil Public, CLV dan École Duperré Paris
Show kedua, Echoes of the Future, memperlihatkan kolaborasi lintas negara antara PINTU Incubator dan École Duperré Paris. Parade ini menampilkan karya yang berani, eksperimental, dan futuristik, menggabungkan perspektif desainer muda Indonesia dengan mahasiswa desainer Prancis.
- Dari École Duperré Paris, Pierre Pinget tampil dengan tema Mafia yang dramatis dan avant-garde. Bjorn Backes membawa Requiem bergaya urban distopia, sementara Mathilde Reneaux menampilkan Syrius bernuansa kosmik.
- Dari Indonesia, Lil Public menghadirkan Hisashi Series yang unik dengan ilustrasi monster makanan pada urban wear oversized.
- Dya Sejiwa menampilkan koleksi Merekah, busana lembut terinspirasi metamorfosis kupu-kupu.
- CLV memperlihatkan W.I.P – Work in Progress, koleksi modular yang menggabungkan tas dan busana.
- Alumni PINTU seperti Nona Rona dengan Lavanya, Rizkya Batik dengan MIMO, dan Denim It Up dengan Futura 488-1 menambah keberagaman karya yang dipresentasikan.