Cerita Wamen Ekraf, Seniman Eko Nugroho Ternyata Pernah Kolab Sama Louis Vuitton
- Instagram/Irene Umar
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengungkapkan cerita menarik yang menunjukkan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Prancis dalam sektor mode bukanlah hal baru.
Dalam sambutannya di Seminar Fesyen dan Kerajinan yang digelar di Institut Français Indonesia (IFI) Thamrin, Jakarta, baru-baru ini, Irene menyebut nama seniman kontemporer asal Indonesia, Eko Nugroho, sebagai salah satu contoh sukses kerja sama internasional. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
“Kolaborasi antara Prancis dan Indonesia di sektor mode bukan hal baru. Eko Nugroho telah menjalin kerja sama dengan rumah mode mewah Louis Vuitton sejak 2013,” ungkap Irene.
Menurutnya, kolaborasi tersebut menjadi bukti bahwa karya seni dan mode Indonesia mampu bersanding dengan industri fashion global.
Lebih lanjut, Irene menyebut bahwa putri dari Eko Nugroho juga mengikuti jejak ayahnya sebagai seniman dan baru-baru ini meluncurkan karya kolaboratif yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Ketika keahlian bertemu dengan inovasi, hanya ada satu hal: fireworks. Saya berharap kita bisa membuat lebih banyak kembang api seperti itu untuk mencerahkan dunia,” ujarnya penuh semangat.
Pernyataan Irene disampaikan dalam forum hasil kolaborasi antara Kedutaan Besar Prancis di Indonesia melalui IFI, JF3 Fashion Festival, dan ekosistem LAKON Indonesia. Forum tersebut menjadi puncak dari program inkubator mode PINTU yang telah berlangsung sejak 2022.
Program ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti desainer, pengrajin, pendidik, hingga pelaku industri dari Indonesia dan Prancis. Irene juga menggarisbawahi potensi besar yang dimiliki industri kerajinan Indonesia.
“Kerajinan Indonesia sangat luar biasa karena kita menghayati budaya kita setiap hari. Ini penting agar generasi muda memahami bahwa apa yang mereka kenakan bukan hanya kain, tapi identitas,” tuturnya.
Menurutnya, kerja sama lintas negara seperti program PINTU dapat menjadi mesin pertumbuhan baru (new engine of growth) bagi sektor ekonomi kreatif Indonesia.
“Pertukaran talenta dan co-creation produk menjadi peluang besar untuk membawa kerajinan Indonesia ke panggung dunia,” katanya.
Wamen Irene pun menyampaikan apresiasi terhadap keberadaan program PINTU yang dinilainya telah membuka banyak peluang.
“PINTU dalam bahasa Indonesia artinya ‘pintu’. Program ini membuka akses bagi mereka yang ingin melestarikan budaya dan bersedia bekerja keras untuk tampil di panggung nasional maupun internasional,” tandasnya.
Seminar ini dihadiri ratusan peserta dari Indonesia dan Prancis, serta menjadi bukti nyata semangat kolaborasi dua negara dalam memajukan industri kreatif dan kerajinan berbasis budaya.