Diduga Jadi Korban Bullying, Berikut Kronologi Lengkap Kematian Tak Wajar Zara Qairina Mahathir

Zara Qairina Mahathir
Sumber :
  • Media Sosial

VIVA – Tagar #JusticeForZara tengah ramai di media sosial X. Tagar ini menyeruak menyusul dengan kabar kematian seorang siswa asal Malaysia bernama Zara Qairina Mahathir yang berusia 13 tahun.

Viral Rekaman 44 Detik Zara Qairina Mahathir Sebelum Meninggal, Sempat Ketakutan Lantaran Diancam Kakak Kelas

Zara yang menempuh studi di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha Limauan, Papar, Sabah, Malaysia ini ditemukan meninggal dunia pada 16 Juli 2025 lalu. Saat itu Zara ditemukan tak sadarkan diri di sebuah kubangan selokan di asrama sekolahnya. Scroll lebih lanjut untuk mengetahui cerita selengkapnya!

Sejumlah pihak yang menemukan Zara pada dini hari akhirnya segera melarikannya ke Rumah Sakit Queen Elizabeth I. Zara sempat mendapatkan perhatian medis dan dirawat selama sehari. Namun sayangnya nyawa Zara tak terselamatkan.

Pelajar di Lombok Tewas Diduga Dibully Teman Sekolahnya, Polisi Turun Tangan

Saat itu, jenazah Zara dibawa ke kediamannya untuk dimakamkan. Namun, saying ibu Noraidah Lamat sempat menemukan kejanggalan pada tubuh Zara. Dia menemukan adanya luka memar di punggung anak semata wayangnya itu. Ada dugaan bahwa Zara menjadi korban perundungan di sekolahnya.

Lantas seperti apa kronologi lengkapnya? Berikut ini timeline lengkap kasus kematian Zara Qairina Mahathir yang menggegerkan Malaysia seperti dilansir dari laman New Strait Times.

Penyebab Ahmad Dhani Ngamuk Lapor ke KPAI Hingga Polisi, SA Dibilang Anak Gundik Hingga Pelakor

16 Juli – Zara Qairina ditemukan tak sadarkan diri di selokan dekat asrama sekolah pada pukul 3 pagi. Ia dilaporkan jatuh dari lantai tiga asrama dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Queen Elizabeth I.

17 Juli – Zara Qairina dinyatakan meninggal dunia dan dimakamkan di Kampung Kalamauh Mesapol, Sipitang.

18 Juli – Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek menyatakan kementeriannya sepenuhnya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan membiarkan penyelidikan berjalan tanpa campur tangan.

21 Juli – Ibu Zara Qairina, Noraidah Lamat, meminta penyelidikan dilakukan secara transparan, adil, dan tidak memihak. Ia mengungkapkan terakhir kali bertemu anak semata wayangnya saat kegiatan gotong royong sekolah pada 12 Juli.

28 Juli – Komisaris Polisi Sabah, Datuk Jauteh Dikun, mengatakan penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dari berbagai sudut dan mengimbau masyarakat tetap tenang serta tidak membuat spekulasi.

30 Juli – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Datuk Mustapha Sakmud, membantah dirinya atau istrinya, mantan kepala sekolah Rosnih Nasir (menjabat 20 Maret hingga 22 November 2024 sebelum pensiun), terlibat dalam kasus ini. Ia menyebut tuduhan yang disampaikan di Parlemen tidak berdasar dan merusak reputasinya.

31 Juli – Polisi mengonfirmasi penyelidikan sudah memasuki tahap akhir. Komisaris Jauteh Dikun mengatakan berkas penyelidikan telah dikirim ke Bukit Aman untuk ditinjau sebelum diserahkan ke Kejaksaan Agung (AGC). Sebanyak 60 orang telah dimintai keterangan.

1 Agustus – Ibu Zara Qairina meminta jenazah anaknya dibongkar kembali (ekshumasi) untuk dilakukan autopsi demi mencari kebenaran dan keadilan. Pengacara telah diberi instruksi untuk memulai proses hukum terkait ekshumasi tersebut.

6 Agustus – Pengacara yang mewakili ibu korban meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi karena dapat menimbulkan tekanan bagi keluarga dan berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum.
AGC mengembalikan laporan awal penyelidikan kepada polisi dengan instruksi untuk melengkapi berkas. AGC juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi atau membagikan foto anak-anak yang diduga terlibat.
Kapolri Tan Sri Mohd Khalid Ismail memperingatkan bahwa penyebaran informasi yang keliru dapat mengganggu penyelidikan dan menghambat penegakan keadilan.

7 Agustus – Ibu Zara Qairina berencana menyerahkan ponsel miliknya yang berisi rekaman percakapan antara dirinya dan almarhum putrinya kepada polisi sebagai bahan penyelidikan.
Kementerian Pendidikan telah membuat lebih dari 10 laporan polisi terkait unggahan dan video menyesatkan mengenai kasus ini, karena khawatir dapat memicu pelecehan publik terhadap guru maupun murid.

Menteri Komunikasi, Datuk Fahmi Fadzil, meminta Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) serta polisi memastikan penyelidikan menyeluruh. MCMC juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi palsu. Ibu Zara Qairina juga telah memberikan keterangannya di kantor polisi Sipitang.
Kementerian Pendidikan meyakinkan para orang tua bahwa mereka berkomitmen meningkatkan keamanan di sekolah berasrama, serta menegaskan 72 sekolah berasrama penuh di Malaysia tetap menjadi pilihan utama keluarga.

8 Agustus – AGC kembali mengembalikan berkas penyelidikan ke polisi dengan instruksi untuk melakukan tindakan lanjutan, termasuk ekshumasi jenazah Zara Qairina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya