Leony Ungkap Kekecewaan Soal Pajak Warisan, Harus Bayar 2,5% Padahal Rumah Orang Tua Sendiri
- VIVA/Aiz Budhi.
VIVA – Belakangan ini, artis Leony viral di media sosial setelah membagikan curhatan seputar pengalamannya mengurus rumah warisan dari sang ayah. Leony mengaku heran dengan sistem pajak yang menurutnya terasa tidak masuk akal.
Menurut Leony, ia hanya ingin mengurus proses balik nama rumah dari nama almarhum ayahnya ke dirinya. Ia menyampaikan bahwa rumah tersebut bukan rumah baru, bukan hasil jual beli, dan tidak berpindah tangan ke pihak luar, melainkan hanya tetap dalam satu keluarga inti. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.
Leony Vitria
- Instagram @leonyvh
“Eh, rumah itu ibaratnya dari beli udah kena pajak, PBB setiap tahun sudah bayar... Ini kan cuman balik nama dari nama Papa ke aku... harus bayar 2,5% dari nilai rumah,” kata Leony saat ditemui awak media di Senayan, Jakarta pada Jumat, 12 September 2025.
Pajak yang dimaksud Leony adalah BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan). Meski Leony berada di wilayah Tangerang Selatan yang memberlakukan tarif diskon sebesar 2,5%, ia tetap merasa keberatan karena menurut logikanya, tidak ada transaksi jual beli dalam kasus ini. Leony pun mengaku baru pertama kali berurusan dengan hal seperti ini.
“Kita di keluarga enggak ada yang pernah ngurus ginian... Jadi aku tuh cuman sekadar curhat aja, bahwa buat gua enggak fair,” ungkapnya.
Yang mengejutkan, curhatan sederhana Leony justru jadi viral. Banyak netizen ikut menyuarakan pengalaman serupa. Mereka merasa relate dengan kebingungan yang sama, kenapa pajak tetap harus dibayar saat hanya melakukan balik nama aset keluarga?
“Semua menceritakan hal yang sama... bahwa iya, peraturannya udah lama, tapi kan gua baru ngurus sekarang,” ucap Leony.
Leony menegaskan bahwa ia tidak menolak untuk bayar pajak. Namun, ia menyayangkan kurangnya edukasi dan transparansi soal pajak-pajak semacam ini.
Leony juga menyampaikan uneg-uneg tentang kurangnya transparansi soal ke mana larinya uang pajak rakyat. Menurutnya, masyarakat pasti mau bayar pajak jika mereka tahu uang tersebut dipakai untuk pembangunan yang jelas dan nyata manfaatnya.
“Yang kita tahu hanya para pejabat memperkaya diri... jalanan rusak aja enggak dibenerin,” katanya blak-blakan.
Leony percaya bahwa perasaannya itu juga dirasakan oleh banyak orang. Ketika membayar pajak terasa tidak sebanding dengan pelayanan yang diterima, wajar bila muncul rasa kecewa.
Saat ditanya apa harapannya terhadap pemerintah atau sistem pajak ini, Leony menjawab dengan nada pasrah dan tak mau berharap lebih.
“Saya mah enggak suka berharap orangnya, nanti kecewa. Enggak ngarep apa-apa saya mah.”