Ikuti Jejak Sang Ayah, Dul Jaelani Ungkap Tantangan dan Beban Jadi Anak Ketiga Ahmad Dhani

Jakarta, VIVA – Dul Jaelani, anak ketiga dari musisi legendaris Ahmad Dhani, terus menunjukkan eksistensinya di industri musik Tanah Air.

Tak hanya dikenal sebagai putra dari pentolan Dewa 19, Dul juga mulai dikenal karena karya-karya musiknya yang penuh karakter dan makna.

Dalam sebuah wawancara di podcast YouTube Ferdy ELEMENT baru-baru ini, Dul membagikan kisahnya. Ia mengaku sering dibanding-bandingkan dengan ayahnya, terutama setelah ia memutuskan untuk terjun ke dunia musik.

“Plus minus sih. Minusnya, ya itu, sering dibanding-bandingkan. Banyak yang berekspektasi aku harus sekeren bokap dalam berkarya,” ujar Dul, dikutip Viva pada Selasa, 8 April 2025.

Meskipun darah seni mengalir dari sang ayah, Dul menegaskan bahwa dirinya memiliki jiwa dan selera yang berbeda. Ia ingin dikenal sebagai dirinya sendiri, bukan sekadar bayangan dari Ahmad Dhani.

“Setiap orang punya jiwa yang beda. Aku dan ayah, meskipun sama-sama musisi, tapi selera dan jiwanya enggak sama,” ucap Dul.

Dul juga tidak menampik bahwa menjadi anak Ahmad Dhani memberinya beberapa keuntungan, salah satunya adalah kemudahan masuk ke industri musik.

Namun, ia tetap berusaha untuk memanfaatkan kesempatan tersebut secara positif dan tidak bergantung sepenuhnya pada nama besar ayahnya.

“Iya, dapat privilege, tapi tergantung kita gunainnya gimana. Banyak juga yang punya privilege tapi malah disalahgunakan. Aku berusaha manfaatkan sebaik mungkin,” kata Dul.

Di akhir pernyataannya, Dul menyimpulkan bahwa statusnya sebagai anak Ahmad Dhani adalah berkah sekaligus tantangan. Ia bersyukur atas semua yang ia dapatkan, tapi juga tidak menutup mata terhadap tekanan yang harus ia hadapi.

"Alhamdulillah jadi anak musisi legendaris itu ada sisi positifnya. Tapi di sisi lain, ada beban juga. Untungnya aku anak Ahmad Dhani, ruginya juga aku anak Ahmad Dhani,” tandasnya.

Usung Lagu Galau Buat Move On, Musisi Angger Bayu Aji Rilis Single Baru 'Sang Waktu'

Melalui “Sang Waktu”, Angger Bayu Aji menyampaikan sebuah pesan universal: bahwa cinta, sekuat apapun ia tumbuh, tetap bisa runtuh jika waktu tak berpihak.

VIVA.co.id

4 Juni 2025