MU Segera Resmikan Striker Rp1,47 Triliun, 5 Bintang Dibuang Amorim
- Skysport
VIVA – Manchester United bersiap memulai tur pramusim dengan menghadapi Leeds United di Stockholm, akhir pekan ini. Namun, sorotan utama tak hanya tertuju pada laga perdana tersebut, melainkan pada manuver besar di bursa transfer dan keputusan mengejutkan sang pelatih baru, Ruben Amorim.
Setelah negosiasi panjang, MU dikabarkan sukses mendaratkan striker Bryan Mbeumo dari Brentford. Klub asal London itu menerima tawaran ketiga MU yang nilainya fantastis: £71 juta, atau setara Rp1,47 triliun.
Pemain asal Kamerun itu segera menjalani tes medis dalam beberapa hari ke depan sebelum resmi diumumkan sebagai penggawa anyar MU. Ia bakal menjadi rekrutan ketiga setelah Matheus Cunha dan Diego Leon.
Dari total nilai transfer, MU akan membayar sekitar Rp1,35 triliun secara bertahap, dengan sisanya Rp124 miliar dalam bentuk bonus performa. Mbeumo sendiri sebelumnya diminati Tottenham Hotspur, namun memilih hijrah ke Old Trafford.
Kehadiran Mbeumo menjadi sinyal jelas bahwa Amorim ingin lini depan MU tampil tajam sejak awal musim, terutama jelang rangkaian laga pramusim di Amerika Serikat.
Namun di balik gebrakan transfer ini, Ruben Amorim juga membuat keputusan kontroversial. Ia secara terang-terangan mencoret lima nama besar dari skuad utama: Marcus Rashford, Alejandro Garnacho, Antony, Jadon Sancho, dan Tyrell Malacia.
Kelima pemain itu dimasukkan ke dalam kelompok yang dijuluki “Carrington bomb squad” — istilah bagi pemain yang tak masuk proyeksi jangka panjang pelatih dan dipisahkan dari latihan tim utama.
Mereka berlatih secara terpisah, tidak ikut ke tur pramusim, dan diarahkan untuk mencari klub baru. Situasi ini menimbulkan kegelisahan di internal klub, karena dinilai terlalu keras dan berisiko menimbulkan ketegangan di ruang ganti.
Laporan dari The Athletic menyebutkan, sejumlah staf MU mempertanyakan pendekatan Amorim. Mereka khawatir sikap tersebut mengirimkan pesan negatif, terutama bagi pemain muda atau pemain yang sedang berjuang kembali ke performa terbaiknya.
Namun Amorim tetap teguh. Ia ingin membangun tim dengan kedalaman dan disiplin, tanpa kompromi terhadap pemain yang dinilainya tak lagi memberikan kontribusi optimal.