Legenda Itu Telah Pergi, Tapi Prestasinya Abadi: Mengenang Iie Sumirat, Sang Penakluk Raksasa Asia

Iie Sumirat dengan Anthony Ginting
Sumber :
  • Iie Sumirat / instagram

VIVA – Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh besar dalam sejarah bulutangkisnya. Iie Sumirat, pemain legendaris yang ikut mengangkat nama bangsa di level internasional, wafat pada Selasa, 22 Juli 2025. Ia meninggalkan warisan prestasi yang tak lekang waktu bagi olahraga tepok bulu Tanah Air.

900 Atlet Berlaga di Skate Asia 2025, Indonesia Target Juara Umum

Di era 1970-an, nama Iie Sumirat identik dengan kekuatan Indonesia dalam ajang-ajang bulu tangkis dunia. Kiprahnya di level beregu dan individu menjadikannya sebagai salah satu atlet paling berpengaruh dalam sejarah bulu tangkis nasional.

Salah satu momen emas dalam kariernya adalah ketika Iie menjadi bagian dari skuad Indonesia yang merebut Piala Thomas 1976.

Fornas 2025 Dongkrak Industri Olahraga Nasional

Tim Merah Putih saat itu tampil gemilang dengan Iie sebagai salah satu pilar andalan. Empat tahun kemudian, ia kembali dipercaya tampil sebagai tunggal utama dalam Piala Thomas 1979 dan sukses membawa Indonesia mempertahankan gelar juara.

Tak hanya bersinar dalam kompetisi beregu, Iie juga meninggalkan jejak kuat dalam ajang individu. Ia berhasil meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia 1977, ajang bergengsi yang saat itu baru pertama kali diselenggarakan. Prestasi ini menempatkan namanya sejajar dengan elite dunia bulu tangkis saat itu.

Prestasi NTB Meroket, Raih 47 Emas di Fornas 2025

Satu tahun sebelumnya, Iie membuat kejutan besar di panggung Kejuaraan Invitasi Asia 1976. Bertanding di Bangkok, ia menaklukkan pemain unggulan asal Tiongkok, Hou Jiachang, lewat pertarungan tiga gim: 12-15, 15-8, 18-15. Kemenangan itu mengantar Iie menjadi juara tunggal putra, menambah daftar panjang pencapaian internasionalnya.

Menariknya, Kejuaraan Invitasi Asia tersebut berlangsung bersamaan dengan turnamen All England. Indonesia saat itu membagi kekuatan tim. Iie bertanding di Bangkok, sementara pasangan ganda Ade Chandra/Christian Hadinata berlaga di ajang yang sama dan berhasil keluar sebagai juara ganda putra.

Jejak emas Iie tak berhenti di era keemasannya sebagai atlet. Setelah gantung raket, ia memilih tetap berada di jalur pengabdian dengan membina pemain-pemain muda. Kiprahnya di klub SGS Bandung menjadi ladang baru bagi kontribusi Iie dalam mencetak talenta bulu tangkis masa depan.

Kehilangan Iie menjadi duka yang mendalam bagi dunia bulu tangkis nasional. Tak sedikit tokoh olahraga memberikan penghormatan terakhir, termasuk mantan juara dunia, Hariyanto Arbi.

“Saya dan komunitas bulutangkis Indonesia menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Kang Iie Sumirat. Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Kang Iie dalam mengharumkan nama bangsa. Jasa dan inspirasimu akan selalu kami kenang. Selamat jalan, Kang Iie. Semoga damai di sisi-Nya,” tulis Hariyanto dalam unggahan Instagram.

Dalam perjalanan panjangnya, Iie Sumirat bukan hanya dikenal karena kemenangan di atas lapangan, tetapi juga karena dedikasinya dalam membangun fondasi bulu tangkis Indonesia dari generasi ke generasi. Semangatnya, kontribusinya, dan prestasi-prestasinya akan tetap hidup dalam memori olahraga nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya