Lebanon dan Thailand Jadi Simulasi Nyata Bongkar Gaya Main Arab Saudi dan dan Irak untuk Timnas Indonesia

Duel Timnas Indonesia Vs Lebanon
Sumber :
  • tangkapan layar vidio.com

VIVA – Timnas Indonesia memang gagal meraih kemenangan saat ditahan Lebanon 0-0 dalam laga uji coba FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin malam 8 September 2025.

Profil Aymen Hussein, Bomber Irak yang Hanya Tunduk pada Allah dan Pernah Hancurkan Timnas Indonesia

Namun, hasil itu secara tidak langsung memberikan pelajaran berharga untuk Garuda jelang ronde empat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Laga melawan Lebanon bukan hanya soal adu strategi, tetapi juga mental. Pertandingan berlangsung panas dan diwarnai keributan menjelang akhir laga. 

Jamie Vardy Ungkap Alasan Pilih Cremonese dan Satu Klub dengan Emil Audero

Jay Idzes serta Kevin Diks diganjar kartu kuning usai terlibat benturan emosi. Situasi itu seolah simulasi bagaimana kerasnya atmosfer khas duel melawan tim Arab yang kerap bermain penuh kontak fisik dan provokasi.

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengaku tetap bangga dengan performa anak asuhnya. Menurutnya, meski gagal mencetak gol, Garuda tampil dominan sepanjang pertandingan dan mampu menjalankan sistem baru dengan baik.

Apa Kabar Mees Hilgers?

"Pertama-tama, saya pikir secara keseluruhan sepanjang pertandingan kita mendominasi permainan dari kiri ke kanan, depan ke belakang. Kami punya aksi-aksi individu yang fantastis. Ada beberapa peluang," ujar Kluivert usai laga.

"Sayangnya, kami tidak bisa mencetak gol. Tapi saya sangat bangga dengan tim karena saya sudah menerapkan sistem baru dan mereka beradaptasi dengan sangat baik," sambungnya.

Soal keributan di lapangan, Kluivert menilai itu jadi pengalaman penting. Ia menegaskan Garuda harus bisa lebih tenang karena lawan berikutnya, Irak dan Arab Saudi, punya tipikal permainan yang sama: keras dan suka memancing emosi.

"Saya rasa semua orang merasakan hal yang sama. Sayangnya, ada insiden di lapangan dan hal itu bisa terjadi. Namun tentu kita harus tahu bahwa di masa depan hal seperti ini tidak boleh memengaruhi pertandingan," tegas Kluivert.

"Kita harus tetap berpikir dingin. Pertandingan berikutnya akan lebih sengit, jadi kita harus tetap tenang," tambahnya.

Bukan hanya Lebanon, Thailand juga pernah memberikan gambaran serupa. Dalam laga melawan Irak di final King Cup 2025 aksi pemain Irak Mohanad  Ali sempat memicu keributan setelah melakukan tendangan brutal ke bintang Thailand Chanathip Songkrasin.

Pada masa injury time, dia dengan sengaja menendang Chanathip Songkrasin sehingga terkapat di lapangan. Situasi panas itu untungnya bisa diredam wasit, meski akhirnya Irak tetap menang.

Dua contoh tersebut menunjukkan bahwa tim-tim Asia Barat bukan hanya mengandalkan teknik dan fisik, tetapi juga sering menguji mental lawan lewat permainan keras dan provokasi. Bagi Indonesia, Lebanon dan Thailand seolah "berbaik hati" memberikan pelajaran gratis sebelum bentrok dengan Irak dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya