Sependeritaan dengan Indonesia, Pelatih Oman Bongkar Kejanggalan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
- thepeninsulaqatar
VIVA – Pelatih Oman, Carlos Queiroz meluapkan kekecewaanya terhadap keputusan FIFA soal pemilihan tuan rumah dan jadwal ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Carlos Queiroz menuding, Arab Saudi dan Qatar, disebut mendapat keistimewaan dari FIFA usai resmi ditunjuk sebagai tuan rumah di babak penting ini.
Penunjukan ini memang langsung menuai kontroversi. Pasalnya, kedua negara bukan hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga mendapat jadwal lebih ringan dan waktu istirahat lebih panjang dibanding lawan-lawannya.
Arab Saudi tergabung di Grup B bersama Irak dan Indonesia, sementara Qatar berada di Grup A bersama Oman dan Uni Emirat Arab (UEA).
Permintaan negara-negara peserta seperti Irak, Indonesia, dan Oman untuk bermain di tempat netral—atau mendapat kesempatan menjadi tuan rumah—ditolak mentah-mentah.
Arab Saudi tuan rumah Grup B akan menghadapi Indonesia pada 9 Oktober 2025, lalu punya waktu istirahat enam hari penuh sebelum bersua Irak pada 14 Oktober. Sebaliknya, baik Irak maupun Indonesia hanya mendapat tiga hari jeda sebelum kembali bertanding.
Situasi serupa juga terjadi di Grup A. Qatar akan melawan Oman pada 8 Oktober, lalu menghadapi Uni Emirat Arab setelah jeda lebih panjang dari dua rivalnya.
Kondisi ini memicu kemarahan Carlos Queiroz, yang dikenal sebagai sosok berpengalaman dengan empat kali tampil di Piala Dunia sebagai pelatih.
“Ini situasi yang sangat sulit. Mungkin akan menjadi keajaiban jika kami bisa lolos dalam kondisi seperti ini,” tegas Queiroz dalam wawancaranya dengan The Guardian.
“Apakah tidak ada stadion di Jepang atau Kuwait tempat kami bisa bermain? Mereka menaruh Arab Saudi di Arab Saudi dan Qatar di Qatar. Kalau ini bukan masalah, entah apa yang bisa disebut masalah.”
Mantan asisten pelatih Manchester United itu juga mengkritik keras perbedaan waktu istirahat antartim.
“Kami main dua kali dalam tiga hari, tapi Qatar punya enam hari jeda. Artinya, mereka sudah tahu hasil pertandingan kami sebelum main. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.
Queiroz menilai keputusan ini merusak asas keadilan dalam kompetisi internasional.