Donald Trump Dihajar Mike Tyson karena Diduga Main Belakang dengan Istrinya

VIVA – Hubungan persahabatan antara legenda tinju dunia Mike Tyson dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya pernah nyaris hancur akibat isu perselingkuhan.

Meski kini dikenal sebagai sahabat karib dan saling mendukung secara terbuka, terutama dalam kontestasi Pilpres AS 2016, keduanya sempat terlibat dalam konfrontasi panas di akhir 1990-an. Penyebabnya? Tyson menuduh Trump berselingkuh dengan istrinya.

Kisah mengejutkan ini terungkap dalam buku TrumpNation karya Tim O'Brien. Dalam buku tersebut, Trump dikisahkan sempat menghadapi Tyson yang marah besar dan melontarkan pertanyaan langsung dan tajam.

"Dia bertanya, 'Boleh saya tanya, apakah Anda tidur dengan istri saya?'" ujar Trump seperti dikutip dalam buku tersebut.

Trump mengaku saat itu ia hanya bisa terpaku, menyadari bahwa jika bereaksi salah, nyawanya bisa melayang. "Itu adalah juara dunia tinju kelas berat, tubuhnya seperti lapisan baja hidup," katanya.

Mike Tyson sendiri membenarkan insiden tersebut dalam autobiografinya. Ia bahkan menyebut pukulan yang diarahkan ke Trump di kantor sang taipan di New York sebagai "pukulan terbaik yang pernah saya lemparkan dalam hidup saya."

Meski demikian, hubungan keduanya membaik setelah insiden itu. Tyson bahkan mendukung Trump secara terbuka dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016. Ia memuji Trump sebagai satu-satunya tokoh politik yang menunjukkan rasa hormat kepada dirinya dan keluarganya.

"Dia menghargai saya dan keluarga saya. Presiden lain tidak melakukannya. Saya akan pilih dia, dan kalau saya bisa bawa 200 ribu orang memilih dia, saya akan lakukan," ujar Tyson saat itu.

Tyson dan Trump memang memiliki sejarah panjang. Sebagian besar pertarungan besar Tyson pada era 80-an digelar di hotel milik Trump, meski sang pengusaha tidak pernah menjadi manajernya secara resmi.

Kini, meski kisah lama itu kembali mencuat, Tyson dan Trump tetap menjalin hubungan baik — bukti bahwa bahkan pukulan terbaik sekalipun tak selalu jadi akhir dari segalanya.

Halaman Selanjutnya

"Dia menghargai saya dan keluarga saya. Presiden lain tidak melakukannya. Saya akan pilih dia, dan kalau saya bisa bawa 200 ribu orang memilih dia, saya akan lakukan," ujar Tyson saat itu.