Larangan Puasa Dilakukan saat Hari Tasyrik Idul Adha, Mengapa?
- U-Report
VIVA News – Umat muslim seluruh dunia baru saja melaksanakan hari raya Idul Adha atau hari raya kurban pada 10 Dzulhijah 1443 H atau bertepatan dengan hari Minggu, 10 Juli 2022, menurut pemerintah. Seperti diketahui, sebelum Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa.
Namun, setelah Idul Adha, tepatnya selama tiga hari berturut-turut setelahnya, puasa menjadi hal yang haram dilakukan. Hari-hari itu dikenal dengan nama hari Tasyrik. Hari Tasyrik diartikan sebagai hari makan dan minum.
Ilustrasi azan Magrib waktu buka puasa
- VIVA/M Ali Wafa
Melansir dari laman NU Online, hari Tasyrik jatuh pada 11, 12, 13 Zulhijjah. Di hari tersebut pula, takbir juga tetap berkumandang. Disebut sebagai hari tasyrik karena pada hari-hari tersebut, umat Islam masih bisa menyembelih hewan kurban. Daging kurban juga sedang banyak dimasak, sehingga dilarang untuk berpuasa. Berpuasa di hari-hari tersebut haram dilakukan karena masih dalam satu rangkaian dengan Idul Adha.Â
Larangan berpuasa ini tercantum dalam kitab Mausu'ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 320 : "Hari Tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fikih adalah tiga hari setelah hari kurban [hari raya Idhuladha]. Dinamakan tasyrik karena daging-daging kurban didendeng [dipanaskan di bawah terik matahari] pada hari-hari itu."
Selain itu, hadist lain juga menyebutkan : "Dari Nubaishah, ia berkata, Rasulullah bersabda: hari-hari Tasyrik adalah hari makan dan minum.:" (HR Muslim ).
"Dari Abdullah bin Hudzafah sesungguhnya Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengumumkan di hari Tasyrik bahwa hari-hari itu merupakan hari makan minum". (HR. Ahmad).
Begitu pula dengan yang akan melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis atau puasa Daud, Â pada hari Tasyrik haram hukumnya untuk berpuasa.Â