Viral ‘Hijau Miskin’, Ternyata Warna Cat Rumah Ini Punya Cerita Panjang!
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Media sosial kembali diramaikan dengan istilah unik yang menggelitik: "Hijau Miskin". Istilah ini merujuk pada warna cat dinding hijau cerah yang sering ditemukan di rumah-rumah sederhana, kontrakan, atau kos-kosan. Namun, siapa sangka bahwa warna yang kini menjadi bahan candaan ini memiliki sejarah dan makna yang lebih dalam?
Asal-Usul Istilah "Hijau Miskin"
Istilah "Hijau Miskin" sebenarnya berasal dari warna cat yang dikenal dengan nama Green Gecko dalam standar warna Pantone. Warna ini memiliki nuansa hijau muda yang cerah dan segar. Namun, karena harganya yang terjangkau dan ketersediaannya yang mudah, warna ini sering digunakan dalam program pembangunan rumah di daerah-daerah tertinggal.
Salah satu program yang menggunakan warna ini adalah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), yang bertujuan untuk membangun dan merenovasi rumah-rumah warga di daerah terpencil. Pemilihan warna hijau cerah ini bukan tanpa alasan; selain murah, warna ini juga identik dengan identitas TNI dan memberikan kesan sejuk serta alami.
Seiring waktu, penggunaan warna ini di rumah-rumah sederhana menimbulkan stereotip bahwa warna hijau cerah identik dengan kalangan ekonomi menengah ke bawah, sehingga muncullah istilah "Hijau Miskin".
Fenomena Viral di Media Sosial
Viral Pria Ini Bawa Sajam ke Rumah Warga Usai Tanyakan Proposal THR
- Tangkapan Layar Instagram @infobdgbaratcimahi
Istilah "Hijau Miskin" mulai viral di platform seperti TikTok dan Instagram, di mana pengguna membagikan video dan meme yang menampilkan rumah-rumah dengan cat hijau cerah. Beberapa konten kreator bahkan membuat perbandingan antara "Hijau Miskin" dan "Hijau Kaya", dengan menampilkan perbedaan nuansa warna hijau yang digunakan di rumah-rumah mewah versus rumah sederhana.
Fenomena ini memicu diskusi tentang bagaimana warna dapat mencerminkan status sosial dan ekonomi seseorang. Meskipun awalnya digunakan dalam konteks humor, istilah ini juga membuka ruang untuk refleksi tentang stereotip dan persepsi masyarakat terhadap estetika dan kelas sosial.
Makna Sosial dan Budaya
Warna sering kali memiliki makna simbolis dalam budaya. Dalam konteks "Hijau Miskin", warna hijau cerah yang awalnya dipilih karena kesan sejuk dan alami justru menjadi simbol keterbatasan ekonomi. Hal ini menunjukkan bagaimana persepsi masyarakat dapat mengubah makna suatu elemen visual.
Namun, penting untuk diingat bahwa warna tidak memiliki kelas sosial. Pilihan warna cat rumah seharusnya didasarkan pada preferensi pribadi dan kenyamanan, bukan pada stereotip atau tekanan sosial.
Fenomena "Hijau Miskin" mengajarkan kita bahwa di era digital, hal-hal sederhana seperti warna cat rumah pun dapat menjadi viral dan memicu diskusi luas. Lebih dari sekadar tren, istilah ini mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang kompleks dalam masyarakat kita.