Program Pramono Anung Atasi Anak Nakal Dibandingkan dengan Dedi Mulyadi, Netizen: Suka Nih, Berlomba Memberikan Terbaik!

Gubernur Jakarta Pramono Anung di IPA Mookervart
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

VIVA – Program mengatasi maupun mencegah anak nakal beberapa waktu belakangan ini tengah ramai diperbincangkan hingga diperdebatkan oleh sejumlah publik. 

Pramono soal Minta Maaf ke Warga karena Banjir: Tak Perlu Malu, Bukan Sesuatu yang Kita Rencanakan

Tak hanya itu, banyak juga yang mengkritik dari adanya program pendekatan dalam mengatasi anak nakal yang belum lama ini diusung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Seperti diketahui Kang Dedi Mulyadi (KDM) telah menerapkan pendekatan wajib militer bagi anak-anak yang nakal mulai Mei 2025. 

BMKG Sebut Jakarta Berpotensi Rob pada 1-2 Hari ke Depan, Pramono Minta Dinas SDA Bersiap Antisipasi Banjir

Anak-anak tersebut, mereka yang terlibat dalam pergaulan negatif, seperti kumpulan geng motor, tawuran, hingga yang berani mencoba obat-obatan terlarang.

Sayangnya, program pendekatan yang dilakukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengirim anak nakal ke barak militer justru menuai banyak pro kontra dari sejumlah publik.

Pramono Tegaskan Pengenaan Pajak Padel Sudah Diatur Undang-undang, Bukan Inisiatif Pemprov Jakarta

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga menunjukkan langkah yang berbeda untuk mencegah maupun mengatasi anak nakal tersebut. Di mana, ia lebih memilih untuk mengambil kegiatan-kegiatan positif untuk warganya dibanding mengirim anak-anak nakal ke barak militer.

Seperti unggahan Instagram @pstOre baru-baru ini, bahwa dirinya akan menggagas program Manggarai Bersholawat.

"Saya akan mengagas apa yang disebut Manggarai Bersholawat. Saya akan mengundang kelompok-kelompok yang bertikai di sana. Ada Rw4, Rw5, Rw6. Duduk bareng, apa sih akar permasalahan yang sebenarnya, karena enggak bisa hanya menyalahkan saja," kata Pramono dikutip VIVA.co.id.

Rencana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo membuat program 'Manggarai Bershalawat' ini sebagai salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah yang sering terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Pendekatan ini diambil untuk menyelesaikan konflik yang terjadi beberapa waktu terakhir ini di sekitar Manggarai, Jakarta Selatan. Di mana, sudah dua kali terjadi tawuran antarwarga di daerah tersebut.

Polemik terkait program pemerintah untuk mengatasi tawuran pelajar mencuat karena beberapa program yang diimplementasikan dianggap kurang efektif atau tidak mencapai tujuan utama. 

Sontak saja program pendekatan Pramono Anung ini dibandingkan-bandingkan dengan ide Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak suka tawuran ke barak militer.

Reaksi Warganet

Program Pramono Anung yang baru-baru ini diusung demi mencegah anak tawuran ini pun kerap dibanding-bandingkan milik Kang Dedi Mulyadi hingga menuai beragam reaksi warganet di media sosial.
'
"suka nih berlomba berlomba memberikan yg terbaik untuk warga. gpp dinilai cari muka sama warga asal dampak baik untuk kami. gpp Dibilang demi konten asal ada perubahan perbaikan. semangat bapak bapak. berperan lah sebagaimana seorang bapak seharusnya," tulis warganet.

"Malukah Jabar jadi rolemodel baru Indonesia,bukan gak setuju untuk bersholawat tapi masuk militer lebih baik deh," tulis lainnya.

"kalau di barak militer aku yakin gak cm pembekalan fisik saja, tp banyak materi disana, termasuk keagamaan dll," kata pengguna lain.

"Mulai mulai...udh bawa" agama biar d kira paling islam sama kaya gubernur kemarin satu kolam yaaa gini. Angel angel," ujar pengguna media sosial lain.

"Trs agama yg non pas tawuran d ajak sholawat jg kah?” timpal lainnya.

"Yang non muslim..gimana pak..disuruh sholawat juga?" seru lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya