5 Fakta Menarik tentang Sejarah Haji yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Bikin Takjub!

Ilustrasi Jemaah Haji
Sumber :
  • vstory

Jakarta, VIVA – Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Namun, tahukah kamu bahwa di balik ritual haji yang berlangsung setiap tahun ini, terdapat sejarah panjang dan penuh makna yang menarik untuk diketahui?

5 Fakta Tragis di Balik Kasus Suami Bunuh Istri Kedua di Tangerang: Konflik Rumah Tangga Berujung Maut

Mulai dari asal-usulnya di zaman Nabi Ibrahim hingga transformasi besar-besaran di era modern, sejarah haji menyimpan banyak kisah luar biasa. Berikut ini adalah 5 fakta menarik tentang sejarah haji yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.

1. Haji Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Ibrahim AS

10 Jet Tempur dengan Daya Angkut Senjata Terbesar di Dunia, Mitsubishi F-2 Masuk Daftar

Kisah Nabi Ibrahim

Photo :
  • instagram

Banyak yang mengira bahwa ibadah haji hanya dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW. Padahal, sejarah haji berakar sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

Airbus Jiplak Teknologi Pesawat Boeing?

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun Ka'bah bersama putranya sebagai tempat ibadah tauhid. Setelah pembangunan selesai, Allah pun memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyerukan panggilan haji kepada umat manusia (QS. Al-Hajj: 27). Inilah momen awal mulainya ibadah haji sebagai bagian dari penyembahan kepada Allah.

Ritual-ritual seperti sa'i antara bukit Shafa dan Marwah, serta penyembelihan hewan kurban di Mina, merupakan bagian dari kisah hidup keluarga Nabi Ibrahim yang kemudian menjadi syariat Islam hingga kini.

2. Haji Pernah Menjadi Perjalanan yang Sangat Berbahaya

Salat di gurun pasir.

Photo :
  • Badan Cuaca Arab

Pada masa lalu, perjalanan haji merupakan ujian fisik dan mental yang sangat berat. Sebelum adanya pesawat dan jalur transportasi modern, para jemaah harus berjalan kaki, menunggang unta, atau menumpang kapal selama berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya.

Selain medan yang sulit dan cuaca ekstrem, para calon haji juga kerap menghadapi ancaman perampokan, wabah penyakit, dan kelaparan di tengah perjalanan. Tak sedikit yang meninggal dunia sebelum sampai ke Makkah.

Karena itu, gelar "Haji" pada zaman dahulu bukan hanya simbol religius, tapi juga menunjukkan keberanian, kesabaran, dan ketangguhan seseorang dalam menunaikan panggilan Allah.

3. Dahulu, Kerajaan-kerajaan Islam Memperebutkan Hak Pelayanan Haji

Ilustrasi Jemaah haji saat wukuf di Arafah

Photo :
  • Dok Kemenag

Sejak abad pertengahan, mengelola urusan haji menjadi sumber legitimasi politik bagi banyak kerajaan Islam. Dinasti Abbasiyah, Dinasti Fatimiyah, hingga Kesultanan Utsmaniyah bersaing untuk mendapatkan kehormatan sebagai pelayan dua kota suci (Khadim al-Haramain al-Syarifain).

Mereka berlomba-lomba menyediakan pasukan pengawal haji, infrastruktur jalur kafilah, makanan, air, dan perlindungan bagi para jemaah. Bahkan, Dinasti Mamluk di Mesir membangun sumur dan menara pandang sepanjang jalur haji dari Kairo ke Hijaz.

Fakta ini menunjukkan bahwa ibadah haji tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga berperan penting dalam geopolitik dunia Islam.

4. Sistem Paspor dan Kuota Haji Baru Ada di Abad ke-20

Ilustrasi travelling dan paspor.

Photo :
  • Pixabay

Pada masa sebelum kemerdekaan banyak negara Muslim, termasuk Indonesia, para jemaah haji tidak memerlukan paspor khusus atau visa untuk ke Makkah. Namun, seiring meningkatnya jumlah jemaah dan kebutuhan akan pengaturan yang lebih rapi, Kerajaan Arab Saudi mulai menerapkan sistem administrasi dan kuota nasional pada abad ke-20.

Indonesia sendiri mulai mengatur penyelenggaraan haji secara resmi pada masa kolonial Belanda, dengan pengawasan ketat untuk mencegah "radikalisme" di kalangan pribumi. Setelah merdeka, pemerintah Indonesia membentuk Departemen Agama (kini Kementerian Agama) yang salah satu tugas utamanya adalah mengatur perjalanan haji.

Sistem kuota, paspor haji, dan pengelompokan kloter adalah bagian dari sejarah modernisasi haji yang terus berkembang hingga saat ini.

5. Perubahan Infrastruktur Haji Luar Biasa dalam 100 Tahun Terakhir

Ilustrasi suasana di Kabah, Masjidil Haram, Arab Saudi.

Photo :
  • Haramain

Jika kamu melihat foto-foto Makkah dan Madinah tempo dulu, kamu akan takjub dengan perbedaan drastisnya. Dalam satu abad terakhir, ibadah haji telah mengalami revolusi infrastruktur besar-besaran.

Dari area Masjidil Haram yang hanya cukup untuk puluhan ribu orang, kini diperluas untuk menampung jutaan jemaah, termasuk sistem pendingin, jalur kereta cepat (Haramain Railway), hotel berbintang, dan tenda-tenda ber-AC di Mina dan Arafah.

Fasilitas-fasilitas modern seperti jalan layang di Jamarat, sistem pengamanan dan pelayanan kesehatan canggih, serta pelacakan jemaah lewat teknologi, menjadikan ibadah haji saat ini lebih aman dan nyaman dibandingkan zaman dahulu.

Haji, Ibadah yang Penuh Sejarah dan Transformasi

Ibadah haji bukan sekadar ritual tahunan, tetapi perjalanan spiritual yang kaya akan sejarah dan penuh nilai kebudayaan serta kemanusiaan. Dari masa Nabi Ibrahim hingga era digital, haji telah mengalami evolusi luar biasa, tapi tetap mempertahankan esensi tauhid dan ketaatan kepada Allah SWT.

Semoga artikel ini bisa memperkaya wawasan kamu tentang sejarah haji dan menambah rasa syukur jika suatu saat Allah memberi kesempatan untuk menunaikannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya