5 Fakta Tragis Tukang Parkir Dibacok Brutal di Makassar
- Tangkapan Layar Instagram @mood.jakarta
Makassar, VIVA – Kekerasan jalanan kembali terjadi di Kota Makassar. Seorang juru parkir mini market bernama Afdal Syamsuddin (25) menjadi korban pembacokan brutal yang dilakukan oleh seorang pria tak dikenal, diduga dipicu oleh masalah sepele soal posisi parkir motor. Peristiwa mengerikan ini terjadi pada 16 Juni 2025 di mini market yang terletak di Jalan Muhammad Yamin, Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan.
Kronologi: Teguran Parkir Berujung Pembacokan
Kejadian bermula saat pelaku, yang datang dengan membonceng ibunya, memarkir motor secara menyamping di depan mini market hingga menghalangi akses kendaraan lain. Korban, yang saat itu bertugas sebagai juru parkir, sudah menegur pelaku sebanyak tiga kali agar memosisikan ulang kendaraannya. Namun, teguran tersebut justru dibalas dengan nada tinggi dan ketus, tanpa ada itikad baik dari pelaku untuk memperbaiki posisi parkirnya.
Setelah sempat meninggalkan lokasi tanpa ibunya, pelaku ternyata kembali sekitar 10 menit kemudian bersama beberapa rekannya dan langsung menyerang korban dengan menggunakan sebilah parang. Afdal mengalami serangan berulang kali hingga menderita luka-luka cukup serius.
“Saya cuma minta motor diposisikan agar tidak menghalangi jalan, tapi justru diserang,” ungkap Afdal.
Ilustrasi parkiran kendaraan bermotor
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
Luka Serius dan Upaya Penyelamatan Diri
Dalam insiden tersebut, korban mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuh, antara lain:
- Pipi
- Rusuk kiri
- Lutut
Korban sempat menyelamatkan diri dari serangan membabi buta dan langsung mendapatkan pertolongan medis. Menurut keterangan keluarganya, Afdal harus menjalani perawatan serius dan mendapatkan enam jahitan di bagian wajah dan rusuk akibat luka sabetan senjata tajam.
Proses Hukum: Polisi Masih Buru Pelaku
Setelah insiden, korban yang didampingi orang tuanya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Makassar. Bukti rekaman CCTV di lokasi kejadian juga telah diserahkan kepada pihak berwajib untuk mendukung proses penyelidikan.
Kapolsek Makassar, Kompol Muhammad Tamrin, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan Tim Resmob untuk memburu pelaku. Namun hingga saat ini, keberadaan pelaku masih belum diketahui. Bahkan ponsel pelaku dalam kondisi tidak aktif, menyulitkan proses pelacakan.
“Kita sudah panggil orang tuanya, tapi sayangnya mereka tidak kooperatif dan tidak mau memberi tahu keberadaan anaknya,” tegas Tamrin.
Keluarga Korban Kecewa dengan Lambannya Penanganan
Keluarga korban menyayangkan lambatnya proses penanganan kasus ini. Terlebih, menurut mereka, orang tua pelaku justru mencoba mendekati keluarga korban untuk mengajak berdamai, bukan mendorong anaknya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
“Kami hanya ingin keadilan. Anak saya hampir tewas diserang di tempat kerja hanya karena masalah sepele. Ini tidak bisa dibiarkan,” ucap ayah korban.
Ajakan untuk Tidak Normalisasi Kekerasan
Kasus ini kembali menyoroti betapa rentannya masyarakat terhadap tindak kekerasan spontan di ruang publik. Hanya karena persoalan kecil—dalam hal ini posisi parkir—seorang juru parkir harus meregang nyawa dan trauma secara fisik maupun mental. Masyarakat pun diimbau untuk tidak menyelesaikan masalah kecil dengan kekerasan dan lebih mengedepankan penyelesaian secara damai.
