Membangun Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja
Sekilas memang terlihat agak sulit, sebab akan menuai pertentangan dengan budaya kita. Pendidikan reproduksi sejak dini merupakan sesuatu yang tabu. Hal ini penulis alami ketika berdiskusi dengan beberapa teman penulis di kampung halaman. Dan apa tanggapan mereka kalau bukan pesimis dengan usulan penulis untuk menggelar sebuah pencegahan dengan melakukan sosialiasi di sekolah.
Dalam istilah di kampung saya adalah ‘Paksa Dewasa’. Merupakan istilah yang digunakan oleh warga Maluku khususnya di wilayah Leihitu mengenai hal-hal baru yang dianggap belum saatnya mereka tahu, seperti persoalan kesehatan reproduksi. Padahal kondisi saat ini memberikan sinyal bahwa kita tak bisa hanya mengandalkan hasil pengetahuan dasar mereka yang entah bersumber dari mana. Jika mereka kurang terpapar informasi yang benar maka akan berakibat fatal.
Kemajuan teknologi saat ini mengakibatkan remaja Indonesia mudah mengakses hal-hal yang berbaur degan rasa ingin tahu mereka. Namun, akan baik jika informasi yang ia temukan adalah informasi yang bersifat positif. Jika tidak, maka hasilnya akan seperti kondisi saat ini. Kemajuan teknologi telah membawa kita pada pergesaran nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, kita harus mendesain sebuah mata pelajaran kesehatan reproduksi dan mental remaja.
Menurut hemat penulis, mata pelajaran yang ada saat ini sama sekali tak menyentuh subtansi dari kesehatan reproduksi dan mental remaja. Kalau pun ada, itu hanya sekadar romantika yang sebatas singgungan tak berefek. Jika kita ingin membangun kesehatan reproduksi dan mental remaja kita, tentunya penulis berharap kita mesti susupi persoalan tersebut melalui kurikulum saat ini. Apabila masih terlalu sulit juga, maka tak ada alternatif lain lagi selain melalui pendidikan.
Penulis berharap ada mata pelajaran tersebut dengan metode yang ringan dan contoh kasus yang realistis, yang menggambarakan dampak dari berbagai persoalan kesehatan reproduksi dan mental remaja. Namun apabila masih dianggap ribet dengan menambah mata pelajaran yang saat ini sudah tersusun rapi dalam bentuk kurikulum yang sedang berjalan. Maka perlu mata pelajaran yang sudah ada saat ini disusupi dengan materi tersebut dengan merevisi pokok bahasan yang ada di dalamnya.