Suka-duka Menjadi Seorang Pegangguran

Nabilah eks JKT48
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Siapa yang bisa mengira kalau ternyata obsesi adalah impian dan harapan yang bisa terwujud? Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah terobsesi untuk menjadi seorang pengangguran di masa yang akan datang, atau masa depan. Dan akhirnya, obsesiku terwujud. Obsesi terwujud ketika aku sedang menonton suatu sinetron yang ada di televisi.  

Kata Polda NTT soal Dugaan Hoaks Kedatangan CR7, Dua Ribu Karyawan di Garut Terancam Menganggur

Bodoh jika aku mengatakan, sudah menjadi kebanggaan sendiri karena obsesiku telah menjadi kenyataan. Ya, aku memang bodoh. Masa terobsesi mau jadi pengangguran? Orang lain saja ada yang terobsesi untuk menjadi pengusaha muda, sukses dan kaya raya, pegawai negeri sipil, artis, pemain film, pemain bola dan banyak lagi.

Obsesi dan cita-cita menurutku berbeda. Obsesi adalah keinginan yang muncul sesaat dan sekilas saja, sedangkan cita-cita adalah keinginan yang muncul sekali, namun bisa teringat selama kita masih hidup. Seperti cita-cita ketika masih SD. Orang-orang pasti mengingat cita-cita mereka ketika masih SD, lalu cita-cita tersebut tidak akan hilang dan terlupakan walaupun ada cita-cita baru yang muncul ketika memasuki masa-masa SMP dan SMA.  

10 Juta Gen Z Indonesia Masih Nganggur, Ternyata Ada Istilah Khusus Buat Mereka!

Jika seseorang disuruh mengingat kembali apa obsesinya, pasti mereka bingung dan sulit menjawabnya. Menjawabnya dengan tergagap, menggaruk kepala dan memutar bola mata. Ketika ditanya “Apa cita-citamu?”, aku menjawab “Penulis”. Ketika ditanya “Apa obsesimu?”, aku tidak akan langsung menjawab, aku akan meminta waktu untuk mengingat. Ketika sudah teringat, walaupun hanya sekilas, tapi tanpa kusadari, ternyata obsesiku telah terwujud.

Ketika terobsesi, seseorang bisa saja menjadi terlihat bodoh dan merasa dirinya itu aneh. Seperti terobsesi akan seseorang yang disukainya. Ya, terobsesi akan si pujaan hati yang tampak cantik, begitupun sebaliknya bagi seorang perempuan, seseorang yang tampak gagah dan tampan. Hingga merasa jatuh hati dan ingin menghabiskan masa tua bersama sang pujaan hati tersebut.

Ayu Ting Ting: Yang Mau Berkomentar Buruk Silakan, Teruskanlah Dosa-dosa Kalian

Ketika terobsesi seperti itu, aku merasa bodoh dan konyol. Hingga satu-satunya obsesiku ketika masih umur belasan tahun tersebut tidak akan pernah terwujud, karena perempuan yang sudah menjadi cinta pertamaku tersebut sudah menikah beberapa tahun yang lalu. Kupikir-pikir, mungkin obsesi yang itu adalah impian terkonyol dan terbodoh yang pernah ada.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya