Suka-duka Menjadi Seorang Pegangguran

Nabilah eks JKT48
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Obsesiku yang pernah ingin menjadi seorang pengangguran di masa depan baru kusadari akhir-akhir ini, ketika aku sedang menemani mantan pacarku untuk mencari pekerjaan. Kehidupan yang berjalan seperti air yang mengalir tanpa tujuan, juga seperti awan yang berjalan tanpa tujuan di atas langit.  

Pramono Sebut Job Fair Bukan Satu-satunya Solusi Atasi Pengangguran di Jakarta

Enak dan sukanya menjadi pengangguran, tidak ada yang larangan untuk menggondrongkan rambut, hidup bebas seperti burung di langit, mau tidur jam berapa dan mau bangun jam berapa pun juga tidak ada yang melarang. Duka dan tidak enaknya, terkadang sering kena omel dan ceramah. Padahal aku punya alasan tersendiri karena bangun selalu kesiangan dan tidur suka malam-malam.

Aku tidur malam karena terkadang aku menghabiskan waktuku untuk menulis cerita, lalu tidur dini hari, hingga membuatku harus tidur selama 8 jam. Kurang dari 8 jam pernah. Mungkin bagi mereka yang aku lakukan sangat tidak berguna dan tidak bermanfaat, tapi yang jelas, selama menjadi pengangguran dan aktif menulis cerita, aku menyempatkan waktuku jika mereka meminta bantuan padaku.

Cek Fakta: Prabowo Sebut Pengangguran RI 2025 Terendah Sejak Krisis 1998

Sekarang, aku terobsesi untuk bisa pergi ke Jakarta, bertemu Nabilah JKT48 dan motivatorku Raditya Dika, sekalian aku ingin melihat Monas. Aku tidak tahu apakah obsesiku yang satu ini bisa terwujud atau tidak.  (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)

Ilustrasi warga di Singapura

Angka Pengangguran Gen Z di Negara Tetangga RI Melonjak

Tingkat pengangguran anak muda dan lansia di Singapura naik pada kuartal II 2025. Pemerintah siapkan program traineeship dan 30 ribu lowongan kerja.

img_title
VIVA.co.id
25 September 2025