Pentolan Partai Aliran Marxis Dissanayaka Terpilih jadi Presiden Sri Lanka, Ini Profilnya

Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayaka (kanan)
Sumber :
  • Istimewa

Kondisi krisis ekonomi 2022 yang menjatuhkan pemerintah termasuk presiden yang berkuasa, menjadi peluang emas bagi AKD sebagai kepala negara.

Didukung kalangan muda yang muak dengan politikus lama, AKD dalam kampanyenya berjanji untuk menggaungkan perubahan budaya politik "korup" di negara tersebut.

Selain menghadapi korupsi yang meraja lela, dia juga punya pekerjaan berat yaitu memperbaiki ekonomi Sri Lanka yang terpuruk. Kodisi itu yang menurut para analis akan menjadi tantangan besar untuk AKD.

Tingkat kemiskinan di Sri Lanka juga berlipat dua menjadi 25 persen pada 2021-2022. Hal itu karena ada lebih dari 2,5 juta orang berpenghasilan kurang dari 3,65 dolar AS atau sekitar Rp55 ribu per hari.

Para ahli memperingatkan ekonomi Sri Lanka belum bisa keluar dari krisis. Alasannya, Sri Lanka harus membayar utang luar negerinya sebesar 46 miliar dolar AS (sekitar Rp706 triliun). 

Adapun sejak gagal bayar pada 2022, negara itu belum melanjutkan pembayaran utangnya. Para analis meyakini, bukan hal yang mudah bagi presiden baru itu melanjutkan program-program yang disyaratkan Dana Moneter Internasional (IMF). Apalagi membuat perubahan yang meringankan beban masyarakat miskin. (Ant)