Kapitalisasi Pasar Tesla Turun di Bawah US$1 Triliun Imbas Saham Anjlok Lebih dari 8 Persen, Kekayaan Elon Musk Aman?

Elon Musk.
Sumber :
  • Driving.ca

Jakarta, VIVA Saham Tesla terjun lebih dari 8 persen pada Selasa, 25 Februari 2025. Penurunan ini menandai berakhirnya efek Trump yang sempat menopang kenaikan saham produsen kendaraan listrik sejak pemilu Amerika Serikat pada November 2024.

Penyusutan nilai saham menyebabkan kapitalisasi pasar Tesla terpuruk di bawah US$ 1 triliun, yang menjadi level terendah sejak 7 November 2024, dua hari setelah kemenangan pemilu Presiden Donald Trump.

Hingga berita ini diturunkan, saham Tesla masih menunjukkan tren koreksi. Pada pukul 17.19 WIB, harga saham Tesla diperdagangkan di level US$ 290,80 atau melemah 3,96 persen. Saham yang dikendalikan Elon Musk sempat mencatat penurunan tajam sebesar 25 persen di awal tahun 2025.

Anjloknya saham Tesla juga mengakibatkan Elon Musk, selaku CEO, kehilangan lebih dari US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.645 triliun (estimasi kurs Rp 16.450). Meskipun merugi, Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih mencapai US$ 357,5 miliar, berdasarkan data Forbes real time.

Mobil Tesla.

Photo :
  • Gizmochina.

Dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 27 Februari 2025, kekecewaan pengguna Tesla terkait pembaruan (upgrade) sistem mengemudi otomatis menjadi salah satu faktor yang turut memperburuk kinerja saham. Banyak pengguna yang merasa bahwa teknologi self-driving, terutama fitur navigasi di jalan kota, tidak sesuai dengan janji Musk.

Kemerosotan saham Tesla pada awal Februari 2025 dipicu oleh regulasi tarif bea masuk yang diberlakukan oleh Presiden Trump terhadap barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Bersamaan dengan itu, laporan laba dan penjualan pada kuartal IV-2024 Tesla juga tidak memenuhi ekspektasi pasar.

Pendapatan dari sektor otomotif menurun 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan anjloknya laba operasional Tesla sebesar 23 persen. Asosiasi Dealer Mobil Baru California melaporkan penjualan Tesla pada kuartal tersebut turun 11,6 persen. Depresiasi juga terjadi sejumlah seri mobil Tesla, seperti Model 3, Model Y, Model S, dan Model X, menjadi alasan utama penurunan tersebut.

Kekhawatiran pemegang saham Tesla semakin meningkat, seiring dengan dugaan bahwa kepemimpinan Musk kurang maksimal. Pasar menduga bahwa banyak waktu Musk tersita untuk mengurusi program Departemen Efisiensi Pemerintahan Presiden Trump atau DOGE, yang berimbas pada kurangnya perhatian terhadap Tesla.

Sentimen negatif dari kekecewaan pengguna Tesla menjadi faktor yang memperburuk kinerja saham. Publik membandingkan fitur self-driving Tesla dengan sistem penggerak otomatis parsial yang ditawarkan oleh BYD dengan harga jauh lebih murah. Model mobil lain seperti Xiaomi dan SU7 juga sudah dilengkapi teknologi serupa tanpa biaya tambahan.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari pihak Musk maupun Tesla. mengenai penurunan harga saham.