Startup jadi Lebih Mudah Akses dan Regulasi berkat Kolaborasi
- Dok. Kominfo
VIVA Tekno – Laporan e-Conomy SEA 2022 yang disampaikan Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$77 miliar atau Rp1.188 triliun pada 2022. Angka itu meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya.
Apabila didukung dengan pertumbuhan pelaku ekosistem digital yang masif, ekonomi digital Indonesia diperkirakan bisa mencapai US$220-360 miliar atau Rp3.397-5.559 triliun di 2030.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengaku terus mendorong suksesnya program akselerasi transformasi digital dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Salah satunya melalui Program Startup Studio Indonesia batch 6. Sebab, hingga 2024, Kominfo menargetkan dapat mencetak sebanyak 150 perusahaan rintisan (startup) yang bertumbuh dari segi jumlah pengguna layanan, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, serta pendanaan.
"Kita membutuhkan pemain ekonomi digital yang andal agar dapat bersaing dan mengembangkan ekonomi digital Indonesia. Ini yang kami harapkan dari startup-startup pemula (early-stage) di Indonesia," kata dia, melalui konferensi pers virtual, Kamis, 9 Maret 2023.
Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup
- Freepik
Program ini diikuti oleh 17 startup pemula atau early-stage yang berasal dari berbagai sektor mulai dari supply chain, penggerak UKM, kesehatan, properti, konsumsi, finansial, olahraga, hingga imersif teknologi.
Adapun 17 startup yang mengikuti SSI batch 6 yaitu Amoda, Assemblr, Ayo Indonesia, Baskit, DEUS, Lakuliner, Inventing, Looyal Indonesia, Medicall, Oneklinik, Pajak.io, Payable, RASA, Rooma, Tookban, SMEs Pack, dan Tweak.
Nantinya, para pendiri startup tersebut disiapkan menjalani pelatihan dari 80 praktisi yang aktif di ekosistem digital selama empat bulan lamanya.
Selain itu, akan ada pelatihan One-on-One yang membantu pendiri startup di tahap awal bisa mengembangkan produk sesuai kebutuhan pasar atau dikenal dengan istilah Product-Market Fit.
"Kami percaya Startup Studio Indonesia akan membuka jejaring baru untuk mengembangkan startup dengan lebih cepat dan menemukan figur yang tepat dan kredibel untuk dapat berkonsultasi tentang tantangan yang sedang dihadapi," jelas Semuel.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Startup Digital Kominfo Sonny Hendra Sudaryana menyebutkan bahwa startup memiliki potensi yang besar mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik, e-government pada tahun ini.