Saya Poligami Justru Melindungi Harkat dan Martabat Perempuan
- VIVA/M Ali Wafa
Mengapa meniatkan diri jadi politisi dan akhirnya anggota dewan?
Karena saya dari kalangan pesantren. Dengan orang tua, pesantren itu sistem kelolanya tak jauh beda dengan kerajaan atau negara. Harus ada yang betul-betul fokus terhadap pesantren, ada juga yang bagian perekonomian, dan ada juga yang di luar pesantren, semacam Menteri Luar Negeri. Saya yang ambil peran seperti Menlu. Tupoksi saya di bagian luar.
Jadi memang ada arahan orang tua?
Ya. Karena kakak saya sudah fokus di pesantren, dan tak mau terlibat menjadi pengurus atau organisasi kemasyarakatan keagamaan seperti NU. Dia sangat fokus urus pesantren. Jadi orang tua mengarahkan saya di bagian luar, yaitu politik.
Mengapa dianggap penting ada yang terjun ke politik?
Pada awalnya semua untuk kepentingan pesantren. Pesantren bisa kuat kalau ada pembagian peran seperti itu. Kalau semua pengurusnya fokus di luar, pesantren tak akan bisa bertahan lama. Sebaliknya, kalau terlalu fokus urus pesantren, maka pesantren hanya begitu-begitu saja, tak bisa berkembang. Baik dari segi pendidikan, maupun jumlah muridnya.
Ini pesantren keluarga?
Alhamdulillah orang tua saya yang punya pesantren. Namanya al-Qodiri. Santri yang menetap ada 3.000 anak. Jenjang pendidikan dari taman kanak kanak sampai perguruan tinggi, kami punya. Bahkan ada dua, satu Sekolah Tinggi Ilmu Agama dan satu lagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, perawat kebidanan. Semuanya ada di Jember.
Apa visi dan misi Anda sebagai anggota dewan?
Pertama, saya akan perjuangkan aspirasi konstituen saya yang ada di dapil. Baik pendidikannya, juga peningkatan sumber daya manusianya. Juga peningkatan ekonomi. Di dapil saya ada dua kabupaten yang sdm-nya sangat rendah sekali dari segi pendidikan, dari segi pembangunannya.
Bentuk konkretnya, apa yang akan Anda lakukan?
Dengan menjadi anggota DPR RI, maka relasi saya akan makin luas. Saya punya kesempatan untuk mengajak rekan lain untuk berbuat sesuatu di dapil saya. Misalnya, dengan posisi saya sebagai anggota dewan, saya bisa bantu mendorong agar ada peningkatan APBN untuk pendidikan pesantren, pendidikan, bantuan infrastruktur di wilayah dapil saya. Hal lain, saya bisa mengajak rekan-rekan anggota dewan untuk berinvestasi di dapil saya. Juga bisa mendorong peran Kepala Daerah, karena peran mereka sangat menentukan sekali.