Menhub Baru Harus Sanggup Menghukum Berat Lion Air
Rabu, 3 Agustus 2016 - 06:07 WIB
Sumber :
- Halomoney
Jauh hari sebelum terjadinya peristiwa delay pada Minggu lalu, Edwar Sirait pernah mengungkapkan cara paling mudah untuk meningkatkan performa dan memenuhi jadwal penerbangan.
Baca Juga :
"Sebenarnya mudah saja bikin OTP (on time performance) jadi bagus, tetapi tiket kita naikkan harganya. Misal Jakarta - Solo Rp600 ribu, jadi Rp1 juta. Saya jamin semua akan berubah. Tetapi tentu kan kasihan masyarakat," ujarnya di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 28 Januari 2016.
Dia pun beranggapan bahwa hanya sedikit penumpang Lion Air yang mengeluhkan layanan maskapai itu. Sebab walaupun sering terdengar mengalami delay, namun masyarakat terbantu dengan murahnya harga pesawat. Meski tiket murah, kata dia, setidaknya pelayanan optimal tetap menjadi prioritas utama.
"Yang berkicau itu kan cuma satu dua (penumpang), tetapi dianggap jadi semuanya mengeluh. Padahal, banyak pula pelanggan kami yang merasa terbantu dengan Lion Air. Buktinya kami tetap diminati," katanya mengklaim
Menanggapi ini, Tulus bilang tak ada hubungannya antara harga tiket dengan kepatuhan pada jadwal penerbangan. Masalah ini terletak pada komitmen maskapai untuk memenuhi tanggung jawab mereka pada konsumen atau dalam hal ini penumpang.
Ketepatan Jadwal Penerbangan di Indonesia
Keterlambatan jadwal penerbangan di Indonesia memang sudah menjadi pemandangan umum. Tak hanya pada Lion Air, semua maskapai pernah mengalaminya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pada penerbangan pesawat selama semester kedua di 2015, 15 maskapai dievaluasi ketepatan waktu atau On Time Performance mereka.
Dari 356.621 penerbangan 22,84 persen tak bisa terbang sesuai jadwal. Mereka yang tercatat sesuai jadwal ada 275.172 penerbangan.
Tiga Maskapai dengan persentase ketepatan waktu tertinggi pada periode tersebut adalah Batik Air sebesar 91,21 persen, dengan jumlah penerbangan tepat waktu sebanyak 23.366 penerbangan dari total 25.617 penerbangan. Kemudian, Nam Air dengan 90,61 persen, sebanyak 8.248 dari 9.103 penerbangan mereka tercatat sesuai jadwal. Dan terakhir, Garuda Indonesia dengan 85,82 persen, maskapai milik negara ini tercatat 77.955 dari total 90.832 penerbangannya sesuai jadwal.
Sementara, tiga maskapai dengan persentase keterlambatan tertinggi adalah Trigana Air dengan persentase 45,74 persen, atau 2.384 penerbangan mengalami delay dari total 5.212 penerbangan. Kemudian maskapai milik Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yaitu Susi Air dengan 34,96 persen, atau 7.271 dari total 20.801 penerbangan mengalami delay. Di posisi buncit, Travel Express yang memiliki 1.717 penerbangan delay dari total 5.159 penerbangan, atau 33,28 persen.