Muslihat Uang Gaib Dimas Kanjeng
- VIVA.co.id/Istimewa
"Kalau ada yang merasa jadi korban dan belum melapor, tak perlu malu," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji.
Sejauh ini, hingga Jumat, 30 September. Diakui baru ada empat laporan tercatat. Tiga di Polda Jatim dengan total kerugian 201,5 miliar dan satu lagi di Mabes Polri dengan kerugian tercatat Rp20 miliar.
Meski begitu, kepolisian kini masih menempatkan Taat Pribadi sebagai saksi terlapor. Sebabnya, kepolisian masih mengumpulkan laporan penipuan dari para korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Penyidik masih mengumpulkan bahan keterangan dari sejumlah saksi dan alat bukti untuk menjerat Dimas Kanjeng," kata Anton.
Tantang di Depan Presiden
Kini, sejak kepolisian menggelandang Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Belakangan banyak pihak mulai bersuara soal kiprah raja duit yang telah mendirikan padepokan sejak belasan tahun itu.
Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, bahkan langsung melakukan penelusuran ke padepokan. Dari itulah kemudian MUI menemukan sejumlah kejanggalan terkait ajaran yang diberikan dalam padepokan Dimas Kanjeng tersebut.
Salah satunya adalah adanya dugaan syirik di dalam ajaran. Menurut Ketua MUI Jawa Timur Abdussomad Bukhori, kuat dugaan padepokan itu menanamkan ajaran yang diturunkan Syekh Siti Jenar yang menyimpang dari Islam.
Hal itu ditandai dengan temuan sejumlah selebaran dan buku bacaan. "Bacaannya itu ‘Niat ingsun sejatini Allah, wujud ingsun dzat Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar,” kata Abdussomad mencontohkan ajaran Taat Pribadi.
Penyimpang berikutnya yakni soal penyelenggaran pengajian dan zikir yang dinamai Shalawat Fulus (duit). Ucapan yang dibacakan dirasa janggal dan aneh dengan kebiasan Islam. "Zikirnya itu memang aneh. Makanya bisa dikatakan ajarannya menyimpang bahkan menjurus sesat," kata Abdussomad.
Namun demikian, sejauh ini belum ada yang menyatakan secara resmi jika ajaran Taat Pribadi sebagai penyimpangan. Sebab keputusan ini harus berdasarkan pertimbangan sejumlah ulama.
"Kita menunggu para ulama, para kiai-kiai kita untuk berpandangan," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat, 30 September 2016.
Lalu bagaimana respons para pengikut soal perkara yang membelit Dimas Kanjeng? Sejauh ini yang terang-terangan bersuara membela Dimas Kanjeng adalah baru Marwah Daud Ibrahim.