Lima Fakta Berbahaya di Balik Minuman Kekinian Bubble Tea
- Pixabay/sam651030
"Ada penelitian, kalau kita mengonsumsi minuman seperti tadi, sebanyak satu liter sehari, kira-kira dua gelas bubble tea, dalam enam bulan akan timbul gejala sindrom metabolik, atau malah perlemakan hati," katanya.
"Kalau kita minum bubble tea dan soda (fruktosa tinggi) setiap hari, ternyata dia bisa menimbulkan sindrom metabolik, atau minimal perlemakan hati. Kalau kebanyakan, itu kayak ditimbun di liver, jadi menyebabkan perlemakan hati. Kalau perlemakan hati ini makin berat, bisa timbul kerusakan. Padahal liver itu fungsinya macam-macam," ujarnya.
Kelima, menyebabkan kecanduan. Rasa manisnya memang diyakini membuat banyak orang, terutama anak-anak, ketagihan. "Karena gula bikin ketagihan; karena gula bikin orang hepi. Tapi bentuk kecanduannya tidak seperti pada kecanduan narkoba. Apalagi anak-anak yang sudah hapal rasa manis, besok dia akan ketagihan," kata Juwalita.
Klarifikasi Mitos
Dia mengklarifikasi anggapan bahwa terlalu banyak mengonsumsi bubble tea dapat menyebabkan kanker. Dahulu, katanya, memang berkembang opini bahwa bubble tea mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan bikin kanker. "Tapi itu sudah dibantah, sejauh bubble tea itu dibeli dari tempat yang terpercaya; seharusnya dia menggunakan bahan tambahan yang aman untuk makanan."
Meski bentuk kecil dan licin, bubble tea juga menyimpan bahaya tak langsung lainnya. Butir-butir bubble tea dapat membuat tersedak dan mengganggu saluran pernapasan kalau meminumnya tidak hati-hati, terutama kalau tidak dikunyah alias langsung ditelan.
"Anak-anak yang belum bisa mengunyah dengan baik, atau belum bisa mengatur makanan di mulut, baiknya jangan, karena risikonya tersedak. Begitu juga dengan orang tua (lansia)," katanya.
Kiat Aman
Meski mengandung sejumlah risiko berbahaya, menurut Juwalita, bukan berarti bubble tea sama sekali dilarang untuk dikonsumsi. Boleh saja meminum bubble tea, tetapi dengan takaran atau kadar yang wajar atau bahkan rendah.
"Kalau kita minum bubble tea secara teratur selama enam bulan, akan timbul sindrom metabolik. Jadi, ini boleh diminum tapi sekali seminggu aja, dan tidak disertai minuman manis lainnya," ujarnya.
Terutama jika membeli minuman bubble tea di tempat-tempat yang terpercaya, pelanggan bisa memesan dengan pemanis dengan kadar gula rendah. Penting juga diingat agar tidak menambahkan yang lain-lain, seperti jelly atau cokelat, dalam minuman bubble tea, karena itu akan menambah kadar gula.