Industri Nasional Lesu, Perusahaan Ini Perluas Pasar Global

Pengunjung memadati pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Industri otomotif masih lesu seiring belum pulihnya perekonomian dalam negeri. Namun perusahaan produsen suku cadang otomotif PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berencana memperluas pasar otomotif secara global.

Siap-siap, Bakal Ada Mobil Nasional 'Rasa' Korsel di RI

Sebab, Direktur Komersial PT Garuda Metalindo Tbk, Ervin Wijaya, mengatakan, sebagai pemasok komponen kendaraan roda dua dan roda empat, penjualan perseroan sangat tergantung pada pertumbuhan industri otomotif.

"Pada tahun ini, dinamika kinerja penjualan industri otomotif, baik roda dua dan empat di Indonesia masih sulit diperkirakan, kuartal I terjadi penurunan 10,3 persen di roda dua dan 5,3 persen pada roda empat," ujar Ervin di Jakarta, Kamis 12 Mei 2016.

PT Pindad Gandeng Pabrikan Korea untuk Garap Mobil Nasional

Melihat kondisi tersebut, Ervin menyampaikan, perseroan tidak ingin kinerja keuangan? terbawa arus penurunan industri otomotif dalam negeri. Sehingga, menurutnya, diperlukan penetrasi pasar ke global.

?"Prospek otomotif masih akan tumbuh, kami melihat industri otomotif global masih jauh lebih besar, dimana produksinya 95 juta dan di Indonesia hanya satu juta, artinya Indonesia masih satu persen dari global," ujarnya.

Seberapa Buruk Dampak Pembatalan Investasi di Industri Otomotif Nasional?

Sementara pasar negara mana yang sedang dibidik, pihaknya masih belum dapat mengatakannya secara detail. Ia hanya menyampaikan secara umum seperti kendaraan asal Amerika, Eropa dan Jepang.

"Kami sudah melakukan kontak, ada merek Jepang, Amerika, dan Eropa. Kami targetkan tiga sampai lima tahun ke depan, porsi pendapatan 35 persen dari ekspor," kata dia.

(ren)

Mobil klasik Volvo 740 GLE

Volvo PHK 3.000 Karyawan, Industri Otomotif Global Terguncang Akibat Perang Dagang

Volvo umumkan PHK 3.000 karyawan akibat tekanan perang dagang dan krisis global. Industri otomotif terguncang dan persaingan dan tarif impor makin memperburuk situasi.

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2025