Promosi Serang Kompetitor, BRTI Akan Panggil Indosat

Promo IM3 Indosat Ooredoo yang menyerang Telkomsel
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Perang tarif dan promosi yang dilayangkan Indosat mengingatkan pada aksi XL Axiata yang memicu perang marketing dengan operator terbesar di tanah air, Telkomsel. Kini Indosat mengulangnya seolah untuk menyadarkan masyarakat mengenai mahalnya tarif telekomunikasi yang berlaku saat ini.

'Gencatan Senjata' Perang Tarif, China Disebut Sudah Cabut Larangan Pengiriman Boeing

Menanggapi hal ini, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengatakan akan segera memanggil operator tersebut. Mereka akan diminta untuk menjelaskan alasan kampanye tersebut dilakukan dengan menyerang kompetitor.

"Kami akan mengundang Indosat untuk mengklarifikasi pada Senin, 20 Juni nanti. Isu utamanya, kami ingin mendengar langsung dari Indosat kenapa seolah seperti putus asa," ujar Anggota Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna, saat dikonfirmasi, Jumat, 17 Juni 2016.

Pidato Pertama Xi Jinping usai 'Gencatan Senjata' dalam Perang Tarif dengan AS

Dijelaskannya, jika memang serangan tersebut dalam bentuk iklan maka hal tersebut dianggap tidak etis dan tak sesuai etika periklanan. Namun jika tidak maka harus melihat kembali norma kepatutannya.

"Jika memang karena masalah pentarifan, kami ingin mendengar langsung. Kalau soal interkoneksi, mereka bisa minta BRTI untuk memediasi," jelasnya.

Indeks Saham di AS Naik hingga 4,3 Persen Usai Kesepakatan Tarif Baru AS-China

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara juga mengatakan akan berkoordinasi dengan BRTI untuk memanggil operator yang memulai ‘perang’.

Kampanye yang dimulai sejak lama itu mulai kelewat batas. Beberapa spanduk yang difoto membandingkan tarif Indosat dengan Telkomsel, salah satu pesaing yang juga incumbent di pasar telekomunikasi selular Indonesia.

Dalam informasi yang ada di website Indosat Ooredoo dikatakan jika tarif tersebut berlaku 24 jam dan bisa digunakan tanpa harus registrasi.

Namun dalam skemanya dijabarkan jika tarif Rp1 per detik itu hanya berlaku untuk durasi menelepon selama 5 menit. Setelah durasi itu terpenuhi, setiap detiknya akan diberlakukan tarif Rp3 per detik.

Kawasan wisata The Peak, Hong Kong.

Sebagian Bursa Asia Menguat, Kesepakatan Tarif Impor AS-Tiongkok Masih Jadi Sorotan

Bursa Asia menguat sebagain pada pembukaan perdagangan Rabu, 14 Mei 2025. Lonjakan sejalan kenakaikan indeks acuan di Wall Street karena meredanya ketegangan perang tarif

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2025