Bitcoin Terkoreksi Setelah Sentuh Rp1,75 Miliar, Efek 'Gencatan Senjata' Perang Tarif AS-China?

Bitcoin.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Setelah sebulan naik pesat, harga Bitcoin kini mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Para investor yang sebelumnya optimis kini mulai mengambil keuntungan setelah pengumuman gencatan senjata dagang antara Amerika Serikat dan China.

Bitcoin Longsor Usai Cetak Rekor, Perlukah Khawatir?

Melansir dari CoinDesk, Selasa, 13 Mei 2025, harga Bitcoin (BTC) turun ke bawah US$102.000 atau setara Rp1,68 miliar, setelah hampir mencapai US$106.000 atau sekitar Rp1,75 miliar, beberapa jam sebelumnya. Ini merupakan kemunduran kecil setelah reli selama sebulan sejak titik terendah di pertengahan April dengan harga US$75.000 atau sekitar Rp1,2 miliar.

Dalam salah satu analisisnya, seorang pakar menyebutkan bahwa Bitcoin bisa menunjukkan kinerja yang lebih lemah ke depannya karena risiko tarif yang kini mulai mereda. “Bitcoin telah menjadi penggerak pasar utama sejauh ini, terutama karena tetap terlindungi dari risiko-risiko terkait tarif,” kata Aurelie Barthere, analis riset utama di Nansen.

Harga Bitcoin Drop Gara-Gara RUU Kripto Gagal Lolos di DPR AS, Saatnya Beli Atau Jual?

“Setelah pengumuman dari Bessent dan Greer, saya memperkirakan altcoin, saham AS, dan dolar AS, yang sebelumnya sangat tertinggal di kuartal pertama, akan mulai mengejar karena situasi risiko secara umum membaik,” jelasnya.

Bitcoin.

Photo :
  • Unsplash
Harga Bitcoin Tembus Rp2 Miliar

Sementara itu, indeks saham AS justru naik tajam. Menjelang penutupan, Nasdaq menguat 3,9% dan S&P 500 naik 3,1%. Ini menunjukkan bahwa pepatah lama “buy the rumor, sell the news” tidak berlaku untuk saham hari ini, meskipun berlaku untuk Bitcoin.

Meski harga turun, Kirill Kretov, pakar otomasi perdagangan di CoinPanel, menekankan bahwa gencatan tarif selama 90 hari ini memberikan sinyal positif jangka pendek bagi aset-aset berisiko, termasuk kripto. Namun, dia juga memperingatkan potensi tekanan baru jika tidak ada kesepakatan lanjutan setelah masa 90 hari tersebut berakhir.

“Tarif yang lebih rendah mengurangi tekanan inflasi dan memperbaiki kondisi likuiditas global, yang biasanya positif untuk BTC dan kripto lainnya,” ujarnya. “Namun ingat, ini hanyalah pengaturan sementara. Volatilitas kemungkinan akan kembali saat mendekati akhir periode 90 hari," ungkapnya.

Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto

Misterius tapi Super Tajir, Kekayaan Satoshi Nakamoto Sang Pencipta Bitcoin Kini Tembus Rp2.100 Triliun!

Kekayaan Satoshi Nakamoto kini tembus US$130 miliar atau setara Rp2.120 triliun, melampaui Bill Gates dan Michael Dell. Warren Buffett jadi target berikutnya!

img_title
VIVA.co.id
18 Juli 2025