Dituduh Berencana Produksi 40 Ribu Roket untuk Rusia, Begini Jawaban Mesir
- ANTARA/Reuters/as
VIVA Dunia – Seorang pejabat senior Mesir membantah bahwa militer negara itu berencana memproduksi 40.000 roket untuk Rusia. Klaim tersebut sebelumnya dilaporkan oleh Washington Post yang mengutip dokumen intelijen AS yang bocor.
Menurut dokumen intelijen AS yang bocor, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menginstruksikan para pejabat untuk merahasiakan produksi dan pengiriman senjata ke Rusia untuk menghindari masalah dengan Barat.
“Dokumen sangat rahasia” bertanggal Februari itu menyatakan percakapan antara El-Sisi dan pejabat militer senior Mesir, yang merujuk pada rencana untuk memasok Rusia dengan artileri dan bubuk mesiu.
VIVA Militer: Rudal balistik nuklir Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)
- voanews.com
Pejabat Mesir, yang tidak disebutkan namanya oleh media yang berafiliasi dengan negara, menyebut laporan Washington Post sebagai absurditas informasi, dan mengatakan bahwa Mesir mengikuti kebijakan yang seimbang dengan semua pihak internasional. Pernyataan itu disampaikan oleh beberapa outlet berita yang berafiliasi dengan negara Mesir.
Mesir adalah salah satu penerima bantuan militer AS terbesar di dunia, yang menerima US$1,3 miliar atau setara dengan Rp19,3 triliun dalam pembiayaan militer setiap tahun. Gedung Putih juga mengatakan tidak ada indikasi bahwa Mesir menyediakan senjata mematikan bagi Rusia
Melansir dari CNN Internasional, Rabu, 12 April 2023, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak melihat rencana Mesir untuk memasok senjata ke Rusia. "Kami tidak melihat indikasi bahwa Mesir memberikan kemampuan persenjataan yang mematikan ke Rusia."
Kirby juga menegaskan bahwa Mesir tetap menjadi mitra keamanan yang signifikan bagi AS, dan hal itu tidak akan berubah. “Militer Amerika Serikat memiliki hubungan pertahanan yang sudah berlangsung lama dengan Mesir sejak bertahun-tahun yang lalu,” katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dokumen-dokumen rahasia Pentagon bocor secara online dalam beberapa pekan terakhir. Dokumen itu memberikan informasi tentang bagaimana AS memata-matai sekutu dan musuh.
Pembocoran dokumen itu juga sangat mengguncang para pejabat AS, yang khawatir pengungkapan itu dapat membahayakan sumber-sumber sensitif, dan membahayakan hubungan luar negeri yang penting.
Banyak dokumen, yang menurut pejabat AS asli, memiliki tanda yang menunjukkan bahwa dokumen itu dibuat oleh unit intelijen Staf Gabungan, yang dikenal sebagai J2, dan tampaknya merupakan dokumen pengarahan.