Trump Klaim Hampir 'Deal' soal Tarif dengan China: Saya Akan Bertemu Xi Jinping
- AP Photo/Susan Walsh
Washington, VIVA – Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, bahwa AS hampir mencapai kesepakatan dagang dengan Tiongkok dan bahwa ia akan bertemu dengan mitranya dari Tiongkok, Xi Jinping, sebelum akhir tahun jika kesepakatan tercapai.
"Beliau meminta pertemuan, dan kemungkinan besar saya akan bertemu sebelum akhir tahun, jika kita mencapai kesepakatan. Jika kita tidak mencapai kesepakatan, saya tidak akan bertemu," kata Trump kepada CNBC dalam sebuah wawancara, merujuk pada Xi dari Tiongkok.
"Kita semakin dekat dengan kesepakatan. Hubungan kita dengan Tiongkok sangat baik," kata Trump.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pekan lalu bahwa ia yakin AS memiliki "persyaratan untuk mencapai kesepakatan" dengan Tiongkok setelah para pejabat dari kedua negara bertemu di Stockholm dalam upaya menyelesaikan sengketa ekonomi yang bertujuan untuk memperpanjang gencatan senjata perang dagang mereka selama tiga bulan.
Presiden Donald Trump saat mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS beberapa waktu lalu.
- AP Photo/Evan Vucci
Tiongkok menghadapi tenggat waktu 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif berkelanjutan dengan pemerintah AS, setelah Beijing dan Washington mencapai kesepakatan awal pada Mei dan Juni untuk mengakhiri eskalasi tarif balasan dan penghentian impor mineral tanah jarang.
Tanpa kesepakatan, rantai pasokan global dapat menghadapi gejolak baru akibat tarif AS yang kembali ke level tiga digit yang setara dengan embargo perdagangan bilateral.
Berbicara kepada CNBC, Trump juga mengatakan bahwa pemerintahannya akan segera mengenakan tarif pada impor farmasi, semikonduktor, dan chip AS, yang diperkirakan akan berdampak pada Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok secara tegas memperingatkan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, untuk tidak memicu kembali ketegangan dagang dengan menaikkan tarif terhadap produk-produk Tiongkok.
Diketahui, Presiden Donald Trump memulai kembali perang dagang dengan China lewat kebijakan tarif universal 10 persen atas seluruh produk impor dari China pada Februari 2025.
Eskalasi tarif bertahap terus dilakukan Trump untuk menekan China. Pada Maret 2025, Trump meningkatkan tarif dari 10% menjadi 20% atas seluruh produk impor dari China.
Hingga puncak ketegangan pada April 2025, Trump menaikkan tarif impor dari China hingga 54%, sebagai gabungan dari tarif dasar (20%) dan tambahan sanksi (34%).
Hanya beberapa hari kemudian, tarif dinaikkan lagi menjadi 104%, dan akhirnya 145%, setelah China membalas dengan tarif balasan hingga 125%.
Ini adalah tarif impor tertinggi yang pernah diterapkan oleh AS terhadap mitra dagang besar sejak era Perang Dunia II.Â
Setelah tekanan global dan kekacauan pasar, AS dan China menandatangani kesepakatan sementara tarif diturunkan sementara menjadi sekitar 30% untuk produk China ke AS, per Mei 2025. Berlaku untuk masa gencatan dagang 90 hari
Namun, tidak ada kesepakatan permanen, dan Trump mengancam akan menaikkan tarif lagi jika China tidak memenuhi tuntutan AS terkait perdagangan, keamanan siber, dan fentanyl.