Trump Sebut Rakyat Palestina Tak Punya Hak Kembali ke Gaza
- ANTARA/Anadolu
Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan rakyat Palestina tak memiliki hak untuk kembali ke Gaza. Omongan Trump itu berdasarkan rencana pengambilalihan Gaza oleh AS.
Trump juga menggambarkan Gaza sebagai pengembangan real estate untuk masa depan. Rencara Trump itu menuai kecamas luas terutama dari negara-negara Arab
"Saya akan memilikinya dan bahwa mungkin ada sebanyak enam lokasi berbeda bagi warga Palestina untuk tinggal di luar Gaza," kata Trump dikutip dari Alarabiya, Selasa 11 Februari 2025.
"Tidak, mereka tidak akan (bisa berada di Gaza), karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik," ujar Trump.
Menurut Trump, dirinya punya rencana membangun tempat permanen bagi rakyat Palestina. Namun, jika mereka harus kembali sekarang, akan butuh waktu bertahun-tahun.
Warga Palestina memeriksa bangunan tempat tinggal mereka yang hancur akibat serangan pesawat tempur Israel di Gaza City, Kamis, 4 Juli 2024.
- ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki
Trump pertama kali melontarkan rencana mengejutkan memindahkan rakyat Palestina itu selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung pada minggu lalu. Rencana Trump menuai kemarahan dari warga Palestina.
Trump menekankan pentingnya memindahkan rakyat Palestina dari Gaza yang hancur akibat perang Israel-Hamas. Ia ingin dua negara terdekat yaitu Mesir dan Yordania bisa menerima rakyat Palestina.
Trump mengatakan ia akan membangun 'komunitas yang indah' untuk lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di Gaza.
"Bisa jadi lima, enam, bisa jadi dua. Namun, kami akan membangun komunitas yang aman, sedikit jauh dari tempat mereka berada, tempat semua bahaya ini berada," ujar Trump.
"Sementara itu, saya akan memilikinya. Anggap saja ini sebagai pengembangan real estate untuk masa depan. Ini akan menjadi sebidang tanah yang indah. Tidak perlu banyak uang."
Di lain sisi, Mesir menolak rencana dengan mengatakan bahwa tak ada kompromi apa pun yang melanggar hak-hak warga Palestina.
“Mesir tetap pada pendiriannya menolak segala bentuk kompromi terhadap hak-hak ini, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri, tetap tinggal di tanah ini, dan memperoleh kemerdekaan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.
