Trump Sebut Kesepakatan Nuklir AS-Iran di Ambang Final: Mereka akan Lakukan dengan Cara Bersahabat

Presiden AS Donald Trump di Forum Dewan Kerjasama Negara Arab di Teluk (GCC)
Sumber :
  • AP Photo/Alex Brandon

Doha, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim Washington 'sangat dekat' untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran. Trump pede karena sinyal positif dari Teheran terhadap sejumlah persyaratan yang diajukan AS.

Ekonom Ingatkan Pemerintah Tak Buru-buru Turuti Permintaan AS, Ini Alasannya

"Iran telah menyetujui persyaratannya: Mereka akan melakukan dengan cara yang bersahabat. Kami tidak akan membuat debu nuklir di Iran," kata Trump saat menghadiri forum bisnis di Doha, Qatar, dikutip dari CNN International, Jumat, 16 Mei 2025. 

Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran, omongan Trump telah dilaporkan oleh kantor berita ISNA. CNN juga mengonfirmasi pihaknya telah meminta tanggapan dari misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tarif Trump Masih Berlaku, Pengadilan Banding AS Tunda Keputusan Final

VIVA Militer: Foto citra satelit fasilitas nuklir Parchin militer Iran

Photo :
  • aljazeera.com

Dalam lawatan ke kawasan Teluk Tengah, Trump berulang kali menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Hubungan AS-Tiongkok Memanas Lagi, Trump dan Xi Jinping Perlu Turun Tangan Imbas Negosiasi Dagang Buntu

Ia juga mengisyaratkan bahwa negosiasi dengan Iran terus menunjukkan kemajuan. Meski demikian, Trump belum secara tegas menyatakan sikap AS terkait izin Iran memperkaya uranium di wilayahnya. Isu itu selama ini menjadi titik panas dalam perundingan.

Iran bersikeras hak untuk memperkaya uranium merupakan bagian dari kedaulatan nasional yang tidak dapat dinegosiasikan. Namun, sinyal dari pemerintahan Trump terkait isu ini terkesan tidak konsisten.

Utusan luar negeri AS Steve Witkoff, menyebut pengayaan uranium sebagai 'garis merah' bagi Washington. Namun, dalam wawancara sebelumnya, ia menyiratkan Iran mungkin diperbolehkan memperkaya uranium pada tingkat rendah.

Putaran terakhir pembicaraan antara kedua negara berlangsung akhir pekan lalu di Muscat, Oman. Pihak Iran menyebutnya sebagai pertemuan yang sulit. Tapi, seorang pejabat senior AS memberikan pandangan berbeda.

"Diskusi yang berlangsung lebih dari tiga jam itu menggembirakan," ujar pejabat AS itu.

Adapun di tengah perkembangan itu, pasar minyak global bereaksi negatif. Harga minyak mentah Brent turun lebih dari 3 persen menjadi 64 dolar AS per barel. 

Sementara, patokan minyak AS, West Texas Intermediate, jatuh 3,5 persen mendekati 61 dolar AS per barel.

Penurunan itu memperlihatkan harapan investor bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan mereda jika kesepakatan nuklir benar-benar tercapai.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya