Rusia Terus Serang Ukraina, Trump Sebut Putin Gila: Saya Sama Sekali Tidak Menyukainya
- AP/Manuel Balce Ceneta
Washington, VIVA – Presiden AS Donald Trump melontarkan kritik pedas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump geram dengan Putin yang masih melakukan serangan udara besar-besaran ke Ukraina pada Minggu malam, 25 Mei 2025.
Dalam pernyataan kepada media dan unggahan di media sosial, Trump menyebut Putin sebagai sosok benar-benar gila. Menurut dia, Putin membunuh banyak orang tanpa alasan.
Trump menyampaikan kemarahannya setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar dalam tiga tahun perang melawan Ukraina.
Rusia diketahui melepaskan 355 pesawat nirawak dan sembilan rudal jelajah ke puluhan kota, termasuk ibu kota Kyiv. Setidaknya 12 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin," kata Trump dikutip dari NPR pada Selasa, 27 Mei 2025.
VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin
- Reuters
Trump mengaku tak suka dengan Putin yang terus menyerang Ukraina. "Saya sudah lama mengenalnya, selalu akur dengannya, tetapi ia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh orang, dan saya sama sekali tidak menyukainya," sebut Trump.
Trump juga menyatakan tidak senang karena Putin menolak usulan gencatan senjata 30 hari yang telah disetujui Ukraina tanpa syarat.
Lantas, saat ditanya apakah akan mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Moskow, Trump pun menjawab. "Tentu saja," sebut Trump.
Dalam unggahan lanjutan di media sosial, Trump menuding Putin memiliki ambisi yang lebih besar dari yang terlihat.
"Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja,” tulisnya.
“Namun jika dia menginginkannya, itu akan menyebabkan jatuhnya Rusia!”
Kritik tak hanya diarahkan ke Putin. Trump juga menyinggung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah. Saya tidak menyukainya, dan lebih baik itu dihentikan,” tutur Trump
Kremlin merespons komentar Trump dengan nada meremehkan. Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan omongan Trump dipengaruhi karena 'kelebihan emosi. Dia menyampaikan apresiasi atas upaya Trump dalam mendorong proses negosiasi.
"Kami benar-benar berterima kasih kepada Amerika dan kepada Presiden Trump secara pribadi atas bantuan mereka dalam mengatur dan meluncurkan proses negosiasi ini," ujar Peskov.
"Tentu saja, pada saat yang sama, ini adalah momen yang sangat penting, yang tentu saja terkait dengan kelebihan emosi semua orang secara mutlak dan dengan reaksi emosional," jelas Peskov