Presiden Ukraina Ajak Putin Bertemu Demi Akhiri Perang

VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky
Sumber :
  • X/@defenceturkiye

Kiev, VIVA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, 4 Juni 2025, mengusulkan gencatan senjata tanpa syarat dengan Rusia hingga pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin diadakan.

Negara NATO Tolak Jauhi Rusia, AS Enggak Terima

Zelensky menambahkan bahwa pihaknya siap untuk bertemu "kapan saja" di Istanbul, Swiss, atau Vatikan.

"Rusia belum siap untuk gencatan senjata, setidaknya, tidak pada tingkat delegasi mereka saat ini. Mereka memberi tahu kami secara langsung bahwa ini adalah masalah para pemimpin. Kami mengusulkan, dan saya pikir mitra kami mungkin mendukung kami. Kami mengusulkan kepada Rusia gencatan senjata sebelum pertemuan para pemimpin," kata Zelensky, menurut kantor berita milik pemerintah Ukraina, Ukrinform.

8 Negara dengan Cadangan Emas Terbesar di Dunia, Tiongkok dan Rusia Kalah Jauh dari AS

Ia mengatakan Ukraina siap untuk pertemuan puncak para pemimpin mulai hari Senin, 9 Juni 2025, dan menyebutkan Istanbul, Vatikan, dan Swiss sebagai tempat yang memungkinkan untuk bertemu.

Bandara Munich Jerman Ditutup 7 Jam Gara-gara 'Teror' Drone, 3 Ribu Penumpang Terdampak

Memperhatikan bahwa pihak Ukraina akan berterima kasih jika Presiden AS Donald Trump mendukung gagasan ini, Zelensky mengatakan bahwa ia yakin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menyatakan dukungannya untuk perundingan tersebut.

Dia juga menyebut Erdogan menginginkan pertemuan empat arah dengan presiden AS, Rusia, dan Ukraina.

"Kami siap untuk pertemuan seperti itu kapan saja," tegasnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Kamis 5 Juni 2025.

Zelensky menggarisbawahi bahwa Rusia dapat secara sepihak mengakhiri gencatan senjata jika pertemuan, yang diusulkan gagal menghasilkan hasil menuju perdamaian.

"Jika kita melihat jalan ke depan untuk dialog dan de-eskalasi, maka gencatan senjata dapat diperpanjang dengan pemantauan Amerika dan jaminan mediasi mereka," katanya.

Ia melanjutkan dengan menyampaikan kesiapannya untuk bertemu dengan Putin bahkan tanpa gencatan senjata, tetapi menekankan bahwa sanksi serius terhadap Moskow akan diperlukan jika Rusia tidak menunjukkan niat untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung setelah negosiasi tersebut.

Pada hari Senin, 2 Juni 2025, Istanbul menjadi tuan rumah putaran kedua perundingan damai Rusia-Ukraina setelah putaran pertama di kota metropolitan Turki, pada 16 Mei lalu.

Kali ini, kedua belah pihak sepakat untuk menukar lebih banyak tawanan perang, dengan fokus pada yang termuda dan paling terluka parah, serta mengembalikan jenazah 6.000 tentara dari masing-masing pihak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya